Rabu, 26 Desember 2012

Penajaman Fungsi

Salam Kebangsaan...
Sudah menjadi hal yang normal di Angkatan Perang Republik ini untuk memaksakan semuanya serba bisa dikerjakan dan serba mampu dalam melaksanakan sebuah kegiatan yang melibatkan sumber daya manusia dan peralatan. Bahkan ada pemeo yang mengatakan bahwa tugas tambahan lebih banyak dikerjakan dari tugas pokok yang telah ditetapkan oleh sebuah kebijakan, artinya bahwa pekerjaan yang dapat dikerjakan bersama-sama mengapa harus dikerjakan sendiri-sendiri dalam arti dan makna yang lain. Sebenarnya banyak kesamaan fungsi yang dikerjakan oleh jajaran satuan di lingkungan Angkatan Perang sehingga banyak pula pekerjaan yang luput karena kesamaan fungsi tersebut. Bila dipelajari secara obyektif sebenarnya ini tidak boleh terjadi karena akan mengakibatkan pemborosan biaya dan tidak tercapainya tugas pokok yang diberikan. Sebagai contoh untuk mempertimbangkan pembelian sebuah sistem senjata cukup banyak satuan dalam satu payung organisasi yang sama ikut menangani dan memberikan pertimbangan bahkan ikut memutuskan alat apa yang pantas untuk dibeli dan yang terjadi adalah pemborosan tenaga serta pikiran karena pekerjaan yang berulang namun hasilnya sama. Pada kenyataanya sudah ada satuan yang memang berfungsi untuk melaksanakan fungsi tersebut. Fungsi-fungsi dalam sebuah organisasi apabila dijalankan dengan baik akan mendapatkan hasil yang optimal bila konsisten dalam melaksanakan peran sesuai dengan fungsinya. Contoh yang telah diatas dapatlah diambil satu kesimpulan bahwa bila penajaman fungsi dapat dilaksanakan dengan baik dan pemberi kebijakan mengerti apa yang harus dikerjakan maka tidak akan terjadi tumpang tindih dan pengerjaan ganda yang lebih banyak ruginya daripada untungnya. Satu fungsi saja bila dikerjakan sesuai dengan arah dan kebijakan yang disertai dengan daya dukung maksimal maka akan menghasilkan output yang optimal pula. Tanpa mengecilkan peran dan fungsi dapat terwakili oleh analogi berikut ; dinas pemadam kebakaran fungsinya adalah memadamkan api yang berkobar dan bila didiamkan akan menimbulkan kerugian, dinas pariwisata fungsinya mengembangkan potensi wisata dan hal yang berkaitan dengan kepariwisataan, dinas telekomunikasi fungsinya sebagai pelaksana di bidang komunikasi. Sebaiknya tidak dibolak-balik sehingga tugas yang diberikan dapat dikerjakan dengan baik.

Senin, 03 Desember 2012

Fasilitas Pangkalan

Salam Kebangsaan...
Salah satu fungsi Pangkalan Utama Angkatan Laut adalah mampu menyelenggarakan rest and recreation atau fungsi perawatan personil bagi awak kapal perang yang sedang sandar selain 3 fungsi lainnya yaitu menyediakan fasilitas pelabuhan, fasilitas pemeliharaan dan perbaikan serta fasilitas pembekalan. Fungsi-fungsi tersebut merupakan fungsi wajib yang harus dimiliki sebagai 'syarat' berdirinya sebuah Pangkalan. Banyak pangkalan di Indonesia belum dibangun secara optimal dan tentu saja dengan fasilitas yang seadanya dengan kategori 'yang penting ada dulu' tanpa mempertimbangkan efektifitas dan biaya yang dikeluarkan untuk memelihara dan mengoperasikan fasilitas tersebut. Fungsi perawatan personil sebenarnya menjadi hal mutlak yang tidak boleh ditawar-tawar lagi, tidak sulit bila disertai dengan niat dan kemauan yang tinggi. Ambil saja contoh sebuah pangkalan di negara tetangga atau konsep negara-negara maju lainnya dalam membangun sebuah pangkalan yang lengkap dengan sarana perawatan personil berupa sarana kesehatan, olah raga, pemenuhan kebutuhan, tempat tinggal, angkutan, dan lain sebagainya. Tidak perlu terlalu njelimet untuk memikirkan ini dan itu sehingga pembangunan jadi terkesan 'setengah-setengah'. Tidak salah bila sebuah pangkalan memiliki fasilitas lapangan sepak bola, kolam renang, basket, tenis lapangan sekelas olimpiade dan bahkan lebih baik dari yang pernah ada dan tidak perlu repot-repot memikirkan bagaimana pemeliharaannya. Moril awak kapal perang memang harus terjaga dengan baik agar tugas yang diberikan dapat dilaksanakan dengan sempurna, untuk dapat mencapai itu diperlukan perawatan dan penyegaran yang baik dengan didukung fasilitas yang baik pula. Harapan kedepan sebaiknya mereka lebih memikirkan kepentingan para prajuritnya dengan membangun fasilitas-fasilitas dan sarana prasarana yang lengkap dibandingkan dengan membangun sebuah lapangan olah raga yang luas dan hanya dapat digunakan oleh segelintir orang saja.

Rabu, 28 November 2012

Pengembangan UAV

Salam Kebangsaan...
Wahana-wahana tanpa awak seperti UAVs (Unmanned Aerial Vehicles) saat ini merupakan primadona bagi negara-negara maju untuk mendukung kebutuhan militernya. Perusahaan besar perakit pesawat terbang milik Russia Sukhoi sampai tertarik untuk mengembangkan wahana tanpa awak untuk melengkapi jajaran sistem senjata modernya. Sudah ada 3 purwarupa yang akan diproduksi secara masal yang rencananya akan dilempar ke pasar dunia. Wahana tanpa awak memang memiliki keunggulan seabrek dibandingkan dengan wahana berawak namun banyak pula kelemahannya dibandingkan dengan wahana yang diawaki oleh seorang pilot tempur yang sangat terlatih. Kemampuan terbang sebuah wahana tanpa awak yang paling canggih saat ini yang dimiliki Amerika cukup beragam, sebut saja Global Hawk dengan metode HALE (High Altitude Long Endurance) mampu terbang secara nonstop selama 18 jam dengan kecepatan diatas mach 1dan ketinggian maksimum 45000 feet. Sukhoi akan membuat wahana dengan kemampuan yang lebih unggul dan mampu terbang dengan ketinggian maksimum 53000 feet. Kelebihan lainnya adalah mampu melaksanakan fungsi kendali udara, penyerbu otomatis dan pengintaian. Dihadapkan dengan rumitnya permasalahan di Selat Malaka dan pelanggaran perbatasan sangatlah masuk akal bila Angkatan Laut memiliki Squadron UAV yang digelar di titik tengah Selat Malaka dengan kelengkapan dan spesifikasi yang dibuat khusus untuk pengamatan dan bantuan serangan terbatas, tentunya lengkap dengan fasilitas pangkalan dan sumber daya manusianya. Diantara spesifikasi khusus yang harus dimiliki adalah mampu terbang rendah dan hover menyesuaikan dengan cepat kapal-kapal yang melintas dan mampu memberikan data real time. Dengan tergelarnya wahana tanpa awak di lintasan rawan seperti sepanjang ALKI dan perbatasan lainnya diharapkan dapat memberikan perlindungan maksimal bagi pengguna dari negara lain dan menekan pelanggaran batas wilayah sehingga daya tawar Indonesia di mata internasional semakin meningkat.

Selasa, 27 November 2012

Tahapan Yang Harus Dilewati

Salam Kebangsaan...
Kejadian yang menimpa calon sistem senjata Angkatan Laut beberapa waktu yang lalu hendaknya cukup memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi kemajuan teknologi pengembangan sistem senjata di masa yang akan datang. Semua negara dengan Angkatan Laut yang maju pernah mengalami hal serupa bahkan lebih parah hingga jatuhnya korban, namun kita harus memberikan apresiasi kepada upaya untuk membuat sebuah perubahan di bidang pengembangan sebuah sistem senjata. Semasa perang dunia II negara besar Amerika pernah menguji kemampuan kendaraan tempur yang diciptakan untuk bergerak di darat namun harus mampu diluncurkan dari tengah laut oleh sebuah kapal perang untuk mendukung pendaratan di pantai Normandia. Tidak hanya sekali dua kali kegagalan yang memakan biaya riset cukup besar namun juga memakan korban yang tidak sedikit sampai akhirnya muncul pengembangan tank jenis 'double D' yang mampu menjawab kebutuhan kendaraan tempur pada saat itu. Amerika tidak sekonyong-konyong langsung sempurna dalam menciptakan sebuah rekayasa sistem senjata namun perlu uji coba dan pendalaman dengan biaya yang tidak sedikit. Untuk membuat kapal permukaan dengan spesifikasi khusus juga tidak langsung jadi, diperlukan uji fungsi material, ketahanan dan riset keadaan ekstrim lainnya dengan seabrek parameter dan puluhan tenaga ahli di bidangnya masing-masing. Pengembangan teknologi tidak semudah dengan apa yang dibayangkan oleh sebagian besar orang, perjalanan masih panjang dan dibutuhkan keterpaduan dari semua sumber sesuai dengan bidangnya masing-masing. Apa yang telah dilakukan sudah bagus dan sudah sangat tepat namun perlu kajian yang mendalam untuk menciptakan sebuah sistem senjata yang mendalam. Kejadian tersebut merupakan langkah lain yang harus dilalui untuk menuju pada kemandirian Alutsista dan pengembangan teknologi di masa yang akan datang, namun kita harus sadar bahwa penciptaan sebuah teknologi harus benar-benar memenuhi kaidah-kaidah ilmu yang telah diuji dan tidak diragukan lagi kebenaranya.

Senin, 03 September 2012

Lapak di Laut Hitam

Salam Kebangsaan...
Upaya Cina untuk membuka peluang bagi pengembangan produk untuk menguasai pasar dunia tampaknya akan menjadi tantangan baru yang menjanjikan banyak keuntungan. Hal ini diawali dengan kunjungan Gugus Tempur ke-11 Angkatan Laut Tentara Pembebasan Cina (People’s Liberation Army Navy) ke Laut Hitam pada akhir bulan Juli 2012 yang lalu. Semenjak dahulu Cina memang selalu memegang teguh tradisi yang diturunkan dari nenek-nenek moyangnya bahwa penguasaan dagang di seluruh dunia harus selaras dengan militer yang memiliki kemampuan untuk mengamankan jalur perdagangan. Bila kita melihat masa lalu bahwa Armada yang dipimpin oleh Laksamana ChengHo pada awal abad ke 15 pernah singgah di beberapa tempat di Indonesia untuk membukan hubungan dagang menggunakan 300 kapal perang dan kapal dagang dengan lebih dari 25.000 awak kapal, dapat dibayangkan berapa Gugus Tempur yang dikomandani olehnya. Potensi pasar di seputar Laut Hitam sangat besar dengan keberadaan negara-negara disekitarnya yang sebagian adalah pecahan dari Uni Sovyet. Cina tidak takut dengan kehadiran Armada Laut Hitam Russia yang memang sudah sangat lama mengendalikan Laut Hitam karena Cina sendiri tidak menganggap rival seperti negara besar selain Russia. Cina sangat gemar sekali untuk memperluas wilayah ‘dagang’nya dengan pendekatan yang agak sedikit nekat dan berani karena memang mereka suka berpetualang. Doltrin Angkatan Laut Cina untuk mengembangkan Global Sea Power nampaknya belum akan menimbulkan gesekan yang berpeluang untuk timbulnya konflik sejauh peran diplomasi yang dimainkan dapat diterima oleh negara berdomain laut lainnya. Bagaimana dengan Indonesia? Sebagai negara yang paling dominan di Asia Tenggara harusnya dapat memainkan peran penting di kawasan Asia Tenggara khususnya di Selat Malaka dan ALKI yang telah ditetapkan. Penetatapn itu harus mampu mendatangkan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran dan kemajuan bangsa Indonesia.

Rabu, 15 Agustus 2012

Serangan Israel

Salam Kebangsaan...
Apa yang terjadi bila Israel dan Iran saling meluncurkan peluru kendali berhulu ledak nuklir yang mereka miliki? Tentunya akan terjadi perpecahan dan bibit Perang Dunia III bila mereka saling panas kepala dan tidak mau mengalah. Usaha Israel untuk menyerang ke Iran nampaknya harus ditunda dulu sehubungan dengan maklumat yang disampaikan oleh Amerika berisi tentang sangsi yang akan diterima bila itu terjadi. Israel semakin geram dengan Iran yang tidak takut ancaman dan masih melanjutkan pengayaan uranium untuk keperluan industri dan militernya. Ancaman Israel terhadap Iran semakin jelas dan menyebutkan bahwa fasilitas nuklir Iran sangat berbahaya dan dapat mengancam kehidupan orang banyak namun ancaman itu dijawab oleh Iran dengan menyiagakan divisi strategiknya yang dilengkapi dengan rudal Sahab-3, Ghadr-110 dan rudal Fateh-110 yang dikalim dapat menghajar pemukiman Israel di jalur Gaza dari Teheran Iran. Persiapan Israel untuk menghajar Iran harus kandas setelah Amerika tidak memberikan ijin untuk belanja aerial tankers untuk kebutuhan pesawat-pesawat tempurnya dan munisi untuk pasukan daratnya. Dari situasi ini dapat dipetik pelajaran bahwa penyiapan sebuah serangan harus benar-benar dihitung dengan cermat kebutuhan, prosetasi kemenagnan dan dianalisa dampaknya bagi perkembangan kawasan tersebut dan bagaimana pengaruh sebuah negara yang memiliki teknologi nuklir dapat memberikan efek yang sangat signifikan. Nampaknya Indonesia harus belajar dari Iran bagaimana agar mampu membuat senjata nuklir untuk kepentingan pertahanan dan belajar dari Israel bagaimana agar mampu membuat negara besar menjadi wasit yang pasif.

Rabu, 01 Agustus 2012

Kehadiran Angkatan Laut Russia

Salam Kebangsaan...
Rencana Russia untuk membangun Pangkalan Angkatan Laut di luar wilayah kedaulatan Russia nampaknya semakin terwujud dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi meskipun dibantah oleh pihak pemerintah. Beberapa negara yang berpotensi menjadi Pangkalan Angkatan Laut di luar Russia adalah Vietnam yang akan menyusul Cuba dan Republik Syclles sebuah negara kepualauan di Samudera Hindia sebelah utara Madagaskar heading 090 dari Kenya. Tentunya ada berbagai macam pertimbangan mengapa dipilih Vietnam sebagai calon kuat Pangkalan Angkatan Laut-nya. Dapat dipahami bahwa Vietnam merupakan pengguna produk terbesar dan setia Russia sejak Sovyet bersatu termasuk kapal selam berpenggerak diesel elektrik kelas Kilo di kawasan Asia Tenggara. Yang paling mendasar adalah Russia ingin lebih eksis di kawasan perairan Asia khususnya Laut Cina Selatan yang mengandung potensi sumber daya alam melimpah. Ini bukan peningkatan ketegangan namun lebih kepada mempertahankan pengaruh ‘berkawan’ atas kehadiran Amerika yang agak sering disana. Indonesia harus memandang hal ini sebagai hal yang positif dan harus dapat mengambil keuntungan dari kehadiran Angkatan Laut Russia di Vietnam. Sebagai pengguna produk Russia nampaknya Vietnam tidak keberatan untuk menerima tawaran kerja sama alih teknologi di bidang militer. Tidak ada larangan bagi negara manapun di seluruh dunia untuk berkawan dengan negara lain sejauh sama-sama menguntungkan. Kehadiran negara besar di Asia bukan ancaman bila kita dapat mengubah perspektif dan cara pandang kita terhadap kawan dan lawan.

Selasa, 01 Mei 2012

Bahasa Komunikasi

Salam Kebangsaan...
Sebuah pepatah militer mengatakan bahwa komunikasi merupakan urat nadi pertempuran dan tanpa komunikasi yang baik akan sulit untuk memenangkan suatu pertempuran atau peperangan dengan gemilang. Komunikasi memang memegang peranan penting dalam sebuah operasi militer yang dilaksanakan di semua tempat sehingga tanpa didukung dengan komunikasi yang baik maka dapat dipastikan operasi tidak akan berjalan sesuai dengan rencana namun bukan berarti kalah. Dukungan komunikasi yang baik juga harus didukung dengan kemampuan sumber daya manusia-nya juga karena tanpa sumber daya manusia yang baik secanggih apapun komunikasi yang digunakan akan sia-sia. Angkatan Perang dengan peralatan yang modern akan membutuhkan komunikasi antar awak untuk mencapai tujuan dalam sebuah operasi. Contohnya komunikasi taktis yang dilakukan antar pilot pesawat tempur dengan pangkalan atau komunikasi yang dilaksanakan oleh formasi kapal permukaan dalam sebuah Gugus Tempur ada kalanya menggunakan bahasa komunikasi yang diadopsi dari negara tertentu seperti Amerika dan sekutunya (NATO) yang selama ini menggunakan prosedur komunikasi ATP (Allied Tactical Procedure). Hal ini sangat baik terutama bagi perwira atas air untuk memahami bahasa komunikasi yang berlaku bagi seluruh kapal perang di jajaran sekutu seluruh dunia. Namun ada kelemahannya juga karena bahasa yang digunakan tidak pernah dimutakhirkan dan rawan sekali bila diserap oleh lawan serta tidak usah pusing menterjemahkan karena menggunakan bahasa Inggris. Beberapa pemikiran maju telah dilakukan untuk mengubah bahasa komunikasi dari Inggris menjadi bahasa yang hanya dimengerti oleh unsur-unsur Gugus Tempur itu sendiri namun manuver taktisnya yang belum banyak mengalami perubahan. Upaya ini adalah upaya positif yang perlu dikembangkan mengingat kemampuan komunikasi elektronika dan sumber daya manusia yang terbatas. Harapan kedepan Angkatan Perang kita lebih mampu mengupayakan pengadaan material peperangan elektronika yang modern dan canggih sebagai pelindungnya bahasa komunikasi yang sangat rentan tadi dan terintegrasi dengan baik sehingga 'urat nadi' tersebut tidak mudah robek atau tersentuh sekali pun oleh negara lain. Betapa perkasanya sebuah Angkatan Perang dengan sumber daya manusia yang terlatih dan didukung dengan peralatan yang modern nan canggih. Untuk mencapai tujuan itu tentunya diperlukan perjuangan dan dukungan dari semua komponen dengan visi dan misi serta kemampuan yang terukur.

Senin, 09 April 2012

Sejarah Bangsa Sendiri

Salam Kebangsaan...
Akhir-akhir ini dunia perfilman Indonesia diramaikan dengan hadirnya film-film nasional yang bertemakan tentang perjuangan di tahun 1945 yang dibumbui cerita percintaan seputar anak muda dan pengaruhnya dengan lingkungan pada masa itu. Hal ini merupakan fenomena yang menarik karena telah beberapa lama film yang bertema tentang perjuangan tidak diproduksi karena tidak dapat memberikan keuntungan yang signifikan di industri perfilman Indonesia. Bangkitnya industri film Indonesia khususnya yang menceritakan tentang heroisme para pendahulu di masa perjuangan patut mendapatkan penghargaan sebagai langkah nyata untuk menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap bangsanya sendiri. Namun sayangnya film-film ini belum mendapatkan tempat yang layak di hati para penonton layar lebar yang cenderung menikmati film produksi dari negara lain yang lebih menarik dan seru dilihat. Bahkan yang pernah saya alami di suatu tempat nonton terkenal ibukota hanya satu dua penonton saja yang rela beli karcis untuk nonton film perjuangan Indonesia dan ironisnya justru ramai ketika film yang diputar bertema action mandarin atau fiction non ilmiah yang bahasanya sangat sulit untuk dipahami. Pertanyaannya adalah sudah sampai tahap seperti itukah penghargaan kita terhadap karya bangsa sendiri sehingga tidak lagi menghargai karya sendiri? atau justru sebaliknya, para produser dan sutradara sudah tidak lagi mampu menghasilkan film yang berkualitas sebagai sarana untuk meningkatkan 'kebanggaan' terhadap bangsa sendiri? Film atau gambar bergerak bersuara merupakan sarana yang paling ampuh sebagai media 'propaganda' negara untuk mengajak rakyatnya ke arah yang telah ditentukan dengan menyelaraskan pola pikir, pola tindak dan pola sikap sebagai bangsa yang lebih unggul. di negara-negara maju film sudah menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi dan merupakan tanggung jawab pemerintah untuk mencerdaskan dan memajukan bangsanya. Apalagi film perjuangan yang notabene merupakan ungkapan sejarah di masa lalu yang dapat dijadikan panutan bagi generasi penerus bangsa di masa yang akan datang. Bangsa ini telah melalui berbagai macam perjuangan dan pengorbanan untuk dapat meraih kemerdekaan yang dirasakan pada hari ini, tentunya banyak pula kisah-kisah heroik dan patriotik yang dapat dijadikan teladan bagi generasi muda. Sudah selayaknya pemerintah memberikan perhatian lebih dalam mengangkat kisah tersebut ke dalam layar lebar. Kita punya banyak sutradara kaliber dunia yang mampu membuat film seperti itu. Bila ada kemauan dari pemerintah tentunya sangat mudah mewujudkan hal tersebut. Sudah banyak pekerja industri perfilman yang mengenyam pendidikan di luar negeri dan bila keahlian mereka dihargai tentunya keinginan untuk mewujudkan hal tersebut dapat tercapai. Dengan mengeluarkan 'sedikit' anggaran yang diambil dari keuangan negara saja sebenarnya sudah cukup untuk menjawab permasalahan itu dan memang harus ada political will yang jelas. Tidak susah untuk berubah ke arah yang lebih baik dengan duduk bersama dan saling bicara menggunakan hati yang jernih. Kita masih punya ribuan bahkan jutaan kisah heroik dan patriotik yang tak kalah serunya dengan kisah di dalam film mereka.

Jumat, 06 April 2012

Nasionalisme

Salam Kebangsaan...
Nasionalisme adalah sebuah kata yang sering didengar dan diucapkan namun belum tentu dapat melaksanakan sesuai dengan makna yang dimaksud. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) arti kata 'nasionalisme' adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsanya sendiri, kesadaran keanggotaan suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan bangsa itu dalam semangat kebangsaan. Pertanyaannya adalah sampai sejauh mana nasionalisme masyarakat Indonesia dalam menghargai karya bangsanya sendiri dan apakah nasionalisme itu dapat diukur dengan membeli barang atau peralatan yang diproduksi oleh negaranya sendiri? Ketika Bangsa Indonesia dilecehkan oleh negara tetangga dengan membajak salah satu karya warisan leluhur tanpa diperintah seluruh orang mengecam dan bahkan membuka pendaftaran untuk pergi perang dengan negara tersebut. Namun ketika wilayah kedaulatan kita terusik dan dibuat mainan oleh negara lain maka hanya segelintir orang saja yang menyuarakan bahwa Alutsista Angkatan Perang kita sudah banyak yang rusak dan tidak dilengkapi dengan senjata yang mutakhir, lalu kemanakah sebagian besar masyarakat yang ingin ikut perang tadi? Hal ini seharusnya tidak terjadi manakala bangsa ini konsisten terhadap pembangunan Angkatan Perangnya yang jauh tertinggal secara kualitas dan kuantitas dengan negara tetangga. Komitmen ini tidak boleh diselewengkan sehingga yang terjadi adalah Parlemen yang merupakan wakil rakyat justru mempertanyakan kenapa Alutsista ini dibeli dari negara ini dan itu dan mereka cenderung untuk membelokkan ke negara lainnya karena 'sesuatu' hal yang tidak bisa dijelaskan. Ini jelas sangat merugikan bagi si pengguna karena secara perhitungan justru si penggunalah yang betul-betul tau bagaimana efek tangkalnya bila peralatan tersebut dapat digunakan oleh Angkatan Perang negara ini. Harapan kedepan adalah marilah duduk bersama dan bicara dengan kepala dingin sehingga dapat menghasilkan sebuah keputusan yang dapat dijalankan secara sinergi. Bukankah nasionalisme dapat tumbuh ketika kita sudah saling sepaham dan sejalan? Mari kita renungkan bersama.

Kamis, 05 April 2012

Berlatih Kalah

Salam Kebangsaan...
Tujuan Latihan secara umum adalah menguji sampai sejauh mana tingkat kesiapsiagaan tempur prajurit dan peralatan yang digunakan dari mulai perorangan sampai tingkat lanjutan dalam satu sistem senjata yang besar sehingga benar-benar mampu dan layak untuk dioperasikan secara bertingkat bertahap dan berlanjut. Latihan yang dilaksanakan selama ini lebih bersifat normatif dan cenderung monoton sehingga mudah ditebak tahapan-tahapan latihannya dari sejak perencanaan, persiapan, pelaksanaan hingga tahap pengakhiran. Ujung-ujunganya adalah kemenangan mutlak tanpa tandingan oleh pihak pelaku latihan. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi dalam perang yang sesungguhnya tanpa menghitung jatuhnya korban dan kerugian yang diderita oleh warga masyarakat disekitarnya bila ini benar-benar terjadi. Belum pernah ada gagasan latihan dalam skala besar yang melibatkan seluruh komponen masyarakat dan hal terpenting disini adalah bagaimana tindakan Angkatan Perang dan negara ketika kalah dalam melakukan perang yang sesungguhnya. Latihan-latihan puncak yang dilaksanakan selama ini fine-fine aja artinya pastilah penyelenggara yang menang dan tidak pernah dilatihkan keadaan khusus atau situasi khusus ketika setengah dari kekuatan Armada Kapal Perang kita habis, setengah dari kekuatan Infantri kita habis atau 3 Skuadron Buru Sergap kita dihancurkan oleh negara lawan. Negara-negara maju sudah memberikan banyak contoh kepada kita mengenai hal tersebut, mereka menyadari bahwa perang itu bukan saja membawa petaka bagi tentaranya namun juga membawa kerugian bagi warga masyarakat disekitarnya. Lalu apa yang mereka perbuat? Dalam sebuah serial latihan yang pernah dilaksanakan oleh Amerika mereka melatihkan bagaimana kesiapsiagaan Angkatan Perangnya untuk memindahkan masyarakat yang tempatnya dianggap akan berdampak karena perang tersebut. Mereka juga melatihkan bagaimana bila separuh dari peralatan militernya lumpuh tidak dapat digunakan karena kemampuan lawan yang lebih, dan mereka juga melatihkan bagaimana bila setengah dari kekuatan tentaranya kalah dan tidak mampu merebut keunggulan di darat, laut, udara dan dimensi lainnya. Hal ini sangat menarik dan keadaan seperti itu dapat terjadi pada semua Angkatan Perang. Ada satu sisi positif yang kita dapatkan dengan melatih keadaan tersebut yaitu keterpaduan dan kerjasama dengan komponen lainnya. Harapan kedepan adalah terwujudnya konsep latihan yang dapat memadukan antara sipil dan militer sehingga asumsi-asumsi ancaman yang datang dari luar dapat diperkecil peluangnya.

Rabu, 04 April 2012

Kendaraan Taktis

Salam Kebangsaan...
Dalam sejarah perkembangan militer di dunia keunggulan dalam menempatkan pasukan, kecepatan mendistribusikan logistik dan rentang kendali yang singkat merupakan satu aspek penting dalam memenangkan sebuah pertempuran. Mobilitas pasukan harus didukung dengan sarana yang memadai sehingga titik-titik strategis dapat direbut dengan cepat sebagai tumpuan penentu untuk melanjutkan operasi berikutnya. Untuk mendukung mobilitas yang tinggi diperlukan kendaraan yang mampu bergerak cepat di semua medan dengan ketahanan yang tangguh. Negara-negara maju di Amerika, Eropa dan sebagian besar Asia telah mengembangkan kendaraan taktis untuk kebutuhan pasukan-pasukannya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang berbeda. Sebagai contoh Korea Selatan yang telah mengembangkan kendaraan taktis untuk komando (fungsi kendali) yang dilengkapi dengan peralatan kendali dan komunikasi sampai kendaraan berat untuk angkut kendaraan tempur lainnya. Awalnya penciptaan kendaraan taktis itu memang tidak sempurna namun setelah beberapa lama digunakan oleh Angkatan Perangnya diadakan evaluasi dan perubahan sehingga lama kelamaan berubah wujud menjadi lebih baik dalam beragam varian. Hal ini sangat menguntungkan bagi Angkatan Perang yang terus didukung oleh kendaraan baru dan bagi Industri Pertahanan yang dapat bersaing dengan negara lainnya. Bagaimana dengan Indonesia? ada beberapa prototipe (purwarupa) yang akan menjadi cikal bakal kendaraan taktis Indonesia dan sebaiknya ini harus dipandang positif karena butuh penyempurnaan dan riset yang lebih mendalam. Untuk membuat kendaraan sekelas Humvee milik Amerika memang dibutuhkan waktu dan pengalaman yang tidak sedikit. Banyak ahli otomotif dan rancang bangun kendaraan di Indonesia dan tinggal memadukan saja. Harapan kedepan TNI tidak lagi menggunakan kendaraan taktis yang kuno dan tidak sesuai lagi dengan iklim di Indonesia sehingga keunggulan di medan laga dapat dicapai dengan gemilang. Namun sampai sejauh mana komitmen para penyelenggara negara untuk mau membesarkan Tentaranya? Tentunya ini menjadi bahan pemikiran kita bersama.

Selasa, 03 April 2012

BKR Laut Pusat 1945

Salam Kebangsaan...
Dari sebuah literatur lama mengenai perjuangan diawal kemerdekaan yang saya baca ternyata ada satu hal menarik yang belum banyak diketahui oleh banyak orang. BKR (Badan Keamanan Rakyat) Laut Pusat pernah bermarkas dan berkantor di Jalan Budi Utomo Jakarta Pusat setelah Republik Indonesia resmi diproklamasikan. Mengutip sebuah paragraf yang terdapat dalam buku tersebut sebagai berikut ; Begitu BKR dibentuk dengan persenjataan yang sederhana langsung diterjunkan kedalam pertempuran-pertempuran sehingga Badan Keamanan ini berangsur-angsur berubah bentuknya menjadi tentara yang bersenjatakan brengun, stengun, tommygun dan senjata modern lainnya hasil rampasan. Sebelum tanggal 10 September 1945 belum terdapat pemisahan nama BKR Darat dan BKR Laut yang ada hanya satu BKR. Pada tanggal 10 September 1945 berdiri BKR Laut di Jakarta sebagai BKR Laut Pusat dengan Markas Besarnya yang menempati sebuah gedung di Jalan Budi Utomo Jakarta Pusat yang sekarang menjadi bangunan gedung SMP Negeri II Jakarta. Kemudian BKR Laut berubah menjadi TKR Laut sampai menjadi ALRI (Angkatan Laut Republik Indonesia) dan semua perubahan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat juga diikuti oleh BKR Laut yang terdapat di semua pelabuhan di seluruh Indonesia. Yang ingin disampaikan disini adalah bahwa TNI AL (nama sekarang) pernah berkantor di sebuah gedung yang berada di Jalan Budi Utomo Jakarta Pusat namun bila kita berkunjung kesana tak ada tanda-tanda bahwa gedung itu pernah menjadi kantor para Petinggi Angkatan Laut ketika itu. Sejarah tidak boleh dihilangkan dan sudah selayaknya ada pemikiran dari TNI AL untuk membuat sebuah penanda agar generasi penerus TNI AL pada khususnya dan masyarakat pada umumnya mengerti bahwa bangunan tersebut merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Senin, 02 April 2012

Lumbung Ikan

Salam Kebangsaan...
Dalam strategi perang yang masih digunakan ada beberpa titik logistik wilayah yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh komponen bila keadaan memaksa dan harus melakukan hal itu yaitu  lumbung padi di pulau Jawa. Ketika logistik reguler sudah tidak dapat mendukung secara normal maka titik-titik logistik yang sudah disiapkan dan dipetakan dapat didayagunakan dengan maksimal. Bagaimana dengan strategi petahanan laut? Ada beberapa perairan yang digunakan sebagai lumbung ikan sebagai cadangan logistik bila terjadi perang, mulai dari perairan di sebelah barat sampai di perairan sebelah timur. Konsep lumbung ikan terdengar seperti aneh namun bila itu benar-benar terjadi banyak manfaat yang dapat diambil. Bukan hanya militer saja yang harus mengerti mengenai konsep ini namun masyarakat juga harus memahami agar dapat dipelihara keberadaannnya. Pemanfaatan sumber daya nasional bila dilaksanakan secara total tentunya akan memberikan dampak yang positif bagi seluruh komponen bangsa. Kedepan akan ada lebih banyak lumbung-lumbung lainnya untuk kepentingan pertahanan negara.

Minggu, 01 April 2012

Pembatasan Energi

Salam Kebangsaan...
Sumber energi merupakan substansi mutlak yang diperlukan oleh negara untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyaknya. Kelangkaan energi memaksa negara untuk mencari sumber energi lain dan menekan penggunaan energi semaksimal mungkin. Alternatif energi yang belum dicoba oleh Indonesia adalah energi tenaga nuklir yang telah digunakan oleh negara-negara maju lebih dulu. Beberapa waktu yang lalu sempat digulirkan rencana pembangunan pusat listrik tenaga nuklir di pulau Jawa namun entah kenapa rencana itu kandas lagi. Penggunaan tenaga nuklik sebagai alternatif pilihan sumber energi merupakan pilihan yang tepat karena banyak pertimbangan yang menguntungkan dibandingkan dengan ruginya. Penerapan sebuah sistem yang baru tentu saja ada resiko yang harus diperhatikan dengan catatan dapat terjadi bila tidak memenuhi mekanisme operasional. Jadi alternatif pilihan tenaga nuklir sudah merupakan pilihan yang tepat untuk mengatasi kelangkaan energi dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Sabtu, 31 Maret 2012

Peluncuran Roket Korut

Salam Kebangsaan...
Dalam rangka memperingatri 100 tahun kelahiran pemimpin besar sekaligus dewa Korea Utara Kil Il Sung pada pertengahan bulan April 2012 yang akan datang Korut bermaksud untuk meluncurkan roket bermuatan satelit ke orbit mereka. Hal ini ditanggapi agak cemas oleh negara-negara kawasan Asia terutama Korea Selatan dan Jepang. Sampai khawatirnya dengan info peluncuran itu mereka menyiagakan angkatan perangnya untuk berjaga kalau-kalau alat peluncurnya tidak sampai ke orbit. Beberapa baterai anti rudal disiapkan untuk tindakan preventif dan rencana daruratnya. Bagaimana dengan Indonesia? Pendekatan secara sejarah Indonesia tidak pernah beradu otot dengan negara anggrek merah itu karena memang tidak pernah menyatakan perang, justru punya hubungan baik di era penguasa orde lama. Atas dasar penilaian itu sebaiknya tidak seharusnya Indonesia cemas dan mengambil tindakan yang justru membuat peluang untuk membuat panas di antara negara-negara kawasan. Sebaliknya menghargai kedaulatan bangsa serta segala kemampuannya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi-lah yang harus dijunjung tinggi.

Jumat, 30 Maret 2012

Mengingkari Kodrat

Salam Kebangsaan...
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan perairan luas yang ditaburi belasan ribu pulau besar dan kecil serta keanekaragaman sumber daya alam yang tersembunyi dibalik keindahannya. Namun sangat ironis sekali ketika kita mengetahui bahwa masyarakat yang hidupnya dari laut justru hidup dibawah garis kemiskinan. Kondisi ini diperparah dengan ketidakjelasan arah peningkatan taraf hidup masyarakat yang tinggal di pesisir pantai lebih lagi bagi mereka yang tinggal di pulau-pulau terluar yang sarat potensi namun tak berdaya. Di belahan dunia lain bangsa yang pintar memanfaatkan sisi maritim sudah tentu maju dan tingkat hidup masyarakatnya diatas rata-rata. Potensi-potensi kelautan yang belum terolah nampaknya tidak membuat para pemikir negara ini untuk berkeinginan mengolah dan memanfaatkan sebagai satu peluang pencapaian yang positif. Untuk menuju pada label bangsa maritim nampaknya masih butuh kemauan yang dalam dan kesadaran bukan hanya dari masyarakat saja namun yang terpenting adalah para pemikir yang terhormat lebih dulu.

Kamis, 29 Maret 2012

Kunjungan Kehormatan

Salam Kebangsaan...
Akhir-akhir ini institusi militer Indonesia banyak menerima kunjungan kehormatan dari perwakilan militer negara asing baik dari negara-negara Eropa, Asia dan negara super power Amerika. Kunjungan kehormatan dalam sejarah angkatan laut merupakan suatu tradisi dimana sang tamu menunjukkan itikad dan niat baiknya untuk 'berteman' setelah itu ada sesuatu yang akan disampaikan berkaitan dengan kepentingan sang tamu. Negara harus jeli melihat tren seperti ini dan tentunya kunjungan mereka memiliki maksud yang tidak mungkin disampaikan kepada tuan rumahnya. Peningkatan belanja pertahanan dengan pembelian sistem senjata yang dilakukan oleh negara tentunya menjadi alasan mengapa banyak tamu singgah di negara ini. Mereka cukup paham bahwa ini merupakan peluang bisnis yang nyata bagi sang tamu untuk menawarkan produk pertahanan dalam jumlah besar yang tentunya sangat menguntungkan. Di negara-negara maju militer dekat sekali dengan kemajuan perekonomian negara dan kedua elemen itu tentunya saling mendukung dan melengkapi. Kapal perang lengkap dengan peralatan dan alutsistanya on-board datang memamerkan kecanggihan teknologi dan menawarkan dengan sistem pembelian yang tidak rumit antara government to government. Tentu saja sang tuan rumah yang punya anggaran tidak akan melewatkan budi baik sang tamu yang menawarkan produknya langsung datang ke 'rumah'. Pola ini biasanya efektif dan lebih banyak berhasilnya sama seperti yang Indonesia lakukan ketika menawarkan kapal cepat, panser dan senjata ringan ke negara tetangga. Kesimpulannya kunjungan seperti apapun pasti akan diselipi dengan penawaran produk andalan atau penawaran kemudahan apapun demi kepentingan sang tamu, sebaliknya kita harus jeli dengan bijak dapat melihat apa kepentingan kita di negara mereka yang belum terselesaikan. 

Rabu, 28 Maret 2012

Anoa

Salam Kebangsaan...
Anoa adalah hewan mamalia yang hidup di darat mirip kerbau dan merupakan hewan khas Sulawesi yang hidup di hutan-hutan dan terancam punah karena populasinya semakin menipis. Pada akhir tahun 2006 Indonesia memperkenalkan produk kendaraan tempur lapis baja jenis angkut personil sedang asli buatan dalam negeri tapi belum memiliki nama. Dalam sebuah acara pameran peralatan perang berskala international yang digelar di Jakarta pada bulan Oktober tahun 2008 wakil presiden Jusuf Kalla sempat membuka kegiatan acara itu dan sekaligus meresmikan kendaraan tempur yang baru dibeli untuk Angktan Darat. Seluruh pejabat hadir ketika itu dan bapak JK kemudian memberikan nama 'Anoa' pada kendaraan tempur itu. Para undangan sempat terperangah mengapa pak JK memberikan nama itu kepada kendaraan tempur kebanggaan indoensia. Lalu dengan nada ramah pak JK menawarkan kepada penonton andai-andai saja ada satu kelompok kecil pasukan khusus gabungan yang paling hebat dari Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara dengan beramai-ramai mampu menangkap hewan khas sulawesi yang lincah ini. Pak JK bilang pasti tidak akan ada yang bisa mengejar dan menangkap hewan liar yang mirip kerbau itu. Lalu para undangan baru mengerti mengapa pak JK memberikan nama itu kepada kendaraan tempur itu dengan harapan dapat mengambil makna yang terkandung dari nama itu. Saat ini anoa semakin dikembangkan dari satu varian menjadi beberapa varian dan sistem senjata yang beragam sesuai dengan kebutuhan. Itulah sekelumit cerita dibalik penamaan sebuah kendaraan tempur yang ternyata tidak perlu kajian mendalam untuk memberikan nama yang pas dan mudah diingat. Setidaknya nama itu masih mewakili nama asli bangsa Indonesia dan bukan saduran dari nama sebuah sistem senjata yang digunakan negara lain.

Selasa, 27 Maret 2012

Sejahtera di Selat Malaka

Salam Kebangsaan...
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di Indonesia dengan letak geografis yang strategis diantara dua benua besar dan dua samudera luas serta jalur lintas perdagangan dunia dari samudera hindia menuju laut cina selatan. Kondisi geografis ini yang membuat Indonesia menjadi makmur apabila dapat memanfaatkan peluang dan kesempatan bila dikelola dengan baik dan benar. Selat malaka yang berada di pantai timur pulau sumatera dan sebelah barat semenanjung malaysia merupakan selat tersibuk di dunia dengan lalu lintas kapal yang padat dari dan menuju laut cina selatan. Tercatat tidak kurang dari 200 kapal berbagai jenis yang melintas perhari atau rata-rata 50.000 kapal melintas di selat terpadat dunia pertahunnya. Dengan adanya selat malaka negara harus mampu melihat peluang dari kondisi yang ada untuk kesejahteraan negara yang langsung berimbas pada perekonomian bangsa. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia sudah selayaknya Indonesia punya fasilitas labuh international dengan kelayakan dan kenyamanan berkelas. Bila pemerintah mau berbuat sedikit maka banyak yang dapat dikelola dengan hasil ribuan dolar sehari dan dapat masuk ke kas negara dengan memanfaatkan jasa dan pelayanan bagi 'bulk carrier' yang melintas tiap hari.

Senin, 26 Maret 2012

Civil Military Cooperation

Salam Kebangsaan...
Telah disebutkan pada tulisan sebelumnya bahwa sesuai dengan Undang-Undang nomer 34 tahun 2004 salah satu metode untuk melaksanakan tugas pokok Tentara nasional Indonesia adalah dengan menggelar MOOTW atau operasi militer selain perang. Dalam MOOTW dijelaskan mengenai 14 tugas yang dapat dilaksanakan oleh Tentara Nasional Indonesia diantaranya adalah operasi penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan seperti yang dilaksanakan ketika gempa bumi dan tsunami di Aceh, gempa tektonik di Padang dan Mentawai, gempa bumi serta gunung meletus di Jogjakarta dan bencana alam lainnya. Pada operasi bantuan itu Tentara Nasional Indonesia menggelar kekuatan alutsistanya untuk mendukung mobilitas bantuan dan pergeseran taktis. Angkatan Darat mengerahkan personil dan helikopternya untuk angkutan bahan kontak bagi masyarakat lokal di pelosok desa, Angkatan Laut mengerahkan kapal perangnya untuk mengangkut ribuan ton bahan kontak ke pulau terpencil yang tidak dapat dijangkau dan Angkatan Udara mengerahkan pesawat hercules untuk air drop  bahan kontak dan peralatan kesehatan darurat kepada masyarakat lokal yang memerlukan bantuan cepat. Selain bahan kontak yang diangkut banyak warga masyarakat dari luar negeri international non governmental organization (INGO) yang ikut untuk langsung ke daerah yang membutuhkan penanganan segera. Inilah salah satu contoh dari Civil Military Cooperation atau kerjasama antara sipil dan militer dalam menangani sebuah situasi khusus yang telah dikembangkan oleh negara-negara maju sejak lama teutama dalam penanganan disaster relief dan humanitarian aid. Mereka tidak lagi memikirkan siapa yang harus bertanggung jawab atas penanganan pasca bencana kepada masyarakat lokal, ketika itu harus bergerak atas nama kemanusiaan maka tidak ada alasan untuk segera memberikan bantuan. Sangat jauh berbeda dengan lembaga swadaya masyarakat di negara ini yang masih berpikir sempit dengan mementingkan atas nama golongan dan kepentingan tertentu.  

Minggu, 25 Maret 2012

Keuntungan Geografis

Salam Kebangsaan...
Keunggulan yang diraih pada sebuah peperangan tidak hanya didapatkan dari kecanggihan dan ketangguhan sebuah sistem senjata yang telah teruji di medan tempur sesungguhnya namun kemampuan untuk memanfaatkan kondisi geografis juga mmenjadi pertimbangan dalam penentuan kemenangan. Teorinya adalah taktik perang yang paling betul adalah taktik perang yang memenangkan pertempuran, walaupun tidak dihitung kerugian personil yang dan kerugian alutsista yang digunakan untuk memenangkan pertempuran. Pada akhir perang dunia kedua Jepang kehilangan ribuan pesawat tempur dan ribuan penerbangnya hanya untuk menenggelamkan kapal-kapal induk dan kapal-kapal kombatan milik Amerika dengan taktik kamikaze yang banyak menimbulkan kerugian lebih besar di pihak Amerika. Untuk menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki yang memaksa Jepang menyerah Amerika membangun pangkalan-pangkalan aju di pulau-pulau kecil sepanjang pasifik hasil perebutan dati tentara Jepang. Ini merupakan kejelian Amerika untuk memanfaatkan keuntungan geografis yang ada di lautan pasifik dalam memenangan pertempuran. Bagaimana dengan posisi geografis Indonesia yang terletak diantara dua benua besar dan dua samudera luas yang merupakan cross point dan belasan ribu pulau serta beragam kedalaman perairannya? Ini merupakan sebuah peluang nyata apabila dapat dimanfaatkan dengan baik ketika perang tidak dapat dihindari. Penempatan kapal selam bantet di sepanjang selat malaka yang berkarakteristik tidak begitu dalam dengan memanfaatkan pulau-pulau kecil dapat menjadi sangat efektif untuk menghadapi armada lawan yang melintas dengan taktik hit and run. Penempatan titik rudal anti kapal permukaan di ujung selatan pulau sumatera dan ujung barat banten dapat menjadi pilihan untuk menghambat gugus tugas lawan yang melintas selat sunda. Penempatan kapal selam bantet di pulau-pulau sekitar natuna juga efektif untuk menutup akses komunikasi antara barat dan timur, begitu pun dengan selat makasar, laut sulawesi dan pulau-pulau sebelah utara sulawesi. Perairan timur yang berkarakteristik laut dalam dapat dimanfaatkan untuk kapal permukaan yang memiliki kemampuan anti kapal selam. Itu merupakan beberapa contoh yang dapat digunakan bila ditinjau dari segi taktis, intinya mampu memanfaatkan keuntungan geografis sehingga memberikan keunggulan bagi angkatan perang tentunya dengan pertimbangan dan kalkulasi yang akurat. Konsep archipelagic warfare dan asymmetric warfare nampaknya menjadi satu perpaduan yang ampuh apabila dapat dikembangkan dan dipadukan dengan komprehensif.

Sabtu, 24 Maret 2012

Pemeliharaan Alutsista

Salam Kebangsaan...
Pembelian alutsista untuk memperkuat dan modernisasi sebuah angkatan perang diharapkan mampu memberikan dampak psikologis positif terhadap pertahanan negara dan kedaulatan bangsa. Untuk mencapai kondisi yang ideal dalam pengoperasiannya dibutuhkan tahapan berjenjang mulai dari perencanaan, pelatihan para awak, pengorganisasian dan seterusnya sampai pemeliharaan dan perawatan alutsista itu sendiri agar berfungsi dengan baik dan usia pakai dapat bertahan lebih panjang. Kendalanya justru ada pada pemeliharaan dan perawatan yang kadang kala terbentur pada ketersedian suku cadang walaupun anggarannya sudah ada dalam perencanaan. Bila pemeliharaan dan perawatan alutsista mengikuti sistem pemeliharaan yang telah ada maka resiko kemungkinan untuk penyusutan fungsi dapat ditekan seminimal mungkin. Kelangkaan suku cadang ini sangat bergantung pada negara pembuat alutsista sebagai penyediaa tunggal yang banyak dipengaruhi oleh suhu politik. Singkatnya bila negara si pembuat karena sesuatu hal mengembargo negara pembeli dalam penyediaan suku cadang maka dapat dipastikan alutsista yang digunakan tidak akan dapat bertahan sesuai dengan usia pakai. Masalah ini menjadi sangat serius apabila terus terabaikan dan sangat berpengaruh pada kesiapsiagaan dan keberhasilan angkatan perang dalam menghadapi situasi yang membutuhkan kehadiran dan peran nyata. Metode kanibal sebuah sistem dalam alutsita tidak akan menyelesaikan masalah dan justru menambah masalah baru karena akan merubah strategi operasi bila jumlahnya berubah dan kemampuannya menurun. Yang paling mungkin untuk dilakukan bila hal itu terjadi 'lagi' adalah dengan jalan memenuhi kebutuhan suku cadang alutsista dari dalam negeri. Hendaknya hal ini masuk dalam perhitungan kemungkinan terburuk agar pemeliharaan dan perawatan alutsista dapat berjalan sesuai dengan sistem pemeliharaan yang ada tanpa mengesampingkan jaminan dan mutu. Bila hal ini dapat diterapkan dengan lebih baik setidaknya dapat mengurangi ketergantungan dari negara pembuat dengan mengoptimalkan industri pertahanan dalam negeri, bila perlu pengelompokkan industri yang khusus membuat suku cadang 'tandingan' harus benar-benar ditata dengan rapi. Sangat ironis sekali ketika sebuah angkatan perang yang pernah menjadi kiblat pertahanan di Asia tidak dapat mengoperasikan sebuah alutsista hanya karena sebuah suku cadang kecil yang tidak dapat terdukung lantaran tidak dapat dibuat di dalam negeri yang harus mendapat lisensi dari negara pembuat.

Jumat, 23 Maret 2012

Squadron Anti Ranjau Lintas Udara

Salam Kebangsaan...
Ranjau laut merupakan senjata yang paling mengerikan dan momok menakutkan bagi kapal perang karena dampak dan kerusakan yang ditimbulkan. Bila suatu negara sudah men-declare bahwa perairan 'ini' sudah diranjau maka setiap kapal perang akan memperkuat unsur deteksi ranjaunya untuk dapat melintasi perairan ini dengan sangat terpaksa disertai berbagai macam pertimbangan taktis lainnya. Konstelasi Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan belasan ribu pulau sangat berpotensi untuk penghambatan. Penebaran ranjau sangat efektif di selat-selat yang sempit untuk menghambat dan mengeliminasi kekuatan unsur lawan yang melewati medan ranjau. Dalam sebuah konvoi angkatan tugas peran dan tugas unsur penyapu ranjau atau anti ranjau sebagai ujung tombak sangat diperlukan. Pertanyaanya, apakah pendeteksian awal dalam operasi penyapuan ranjau harus mutlak dilaksanakan oleh kapal permukaan yang memiliki kemampuan anti ranjau? Pendeteksian ranjau tidak harus selalu dilakukan oleh kapal permukaan, tugas ini dapat dilakukan oleh helikopter dengan mengangkut peralatan dan sistem senjata yang dapat dibongkar pasang. Memang belum ada doktrin dan aturan yang mengatur karena belum ada alat dan sistem senjatanya di negara ini. Kajian harus tetap dilaksanakan karena itu adalah prosedur yang harus dijalankan dalam penerapan sebuah sistem senjata yang baru. Keuntungan taktis yang didapatkan akan lebih banyak bila dilaksanakan karena pendeteksian tidak harus di permukaan namun diatas permukaan sehingga kemungkinan kontak dengan ranjau dapat diabaikan. Sejauh ini hanya negara maju seperti Amerika saja yang memiliki sistem senjata ini namanya airborne mine countermeasures weapon system atau sistem senjata anti ranjau lintas udara. Penerapan sebuah sistem yang baru memang banyak diperdebatkan keuntungan dan kerugiannya sama seperti sesaat setelah Indonesia merdeka dengan memperdebatkan apakah perlu dibentuk tentara yang bertugas mempertahankan kedaulatan negara.

Kamis, 22 Maret 2012

Operasi Militer Selain Perang

Salam Kebangsaan...
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indoensia nomer 34 tahun 2011 tentang Tentara Nasional Indonesia dijelaskan bahwa dalam melaksanakan tugas pokoknya Tentara Nasional Indoensia (TNI) melakukan dengan cara operasi militer perang (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP) atau military operation rather than war (MOOTW). Kedua cara ini sama-sama menggunakan kekuatan militer darat laut dan udara hanya fungsinya saja yang dibedakan. Dalam OMSP disebutkan 14 tugas TNI yang termasuk dalam kategori OMSP termasuk di dalamnya adalah mengatasi aksi terorisme dan operasi perbantuan lainnya kepada pemerintah. Yang saat ini masih terus dilaksanakan adalah tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik negara dan tugas bantuan kemanusiaan akibat bencana alam. Jadi ke-14 tugas yang ada di dalam OMSP itu adalah jenis tugas dan bukan macam dari operasi militer. OMSP tidak hanya dapat dilakukan di dalam negeri namun bisa dilakukan di luar negeri seperti tugas mengamankan presiden dan wakil presiden ketika berada di luar negeri. Di negera-negara maju MOOTW dilaksanakan dengan mengandeng INGO (International Non Governmental Organization) yaitu organisasi non pemerintah yang membantu tugas pemerintah dalam menangani bantuan kemanusiaan kepada masyarakat lokal. Di Indonesia organisasi ini lebih dikenal dengan nama LSM atau Lembaga Swadaya Masyarakat. Namun sayangnya LSM terlalu terdengar negatif dan selalu berseberangan dengan pemerintah walaupun ada beberapa yang sangat membantu program pemerintah. Harapan optimis ke depan adalah sinergisitas yang harmonis antara militer, pemerintah, masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat dalam OMSP.

Rabu, 21 Maret 2012

Ekspansi ke Kutub Selatan

Salam Kebangsaan...
Dalam doktrin maritim Australia (Australian maritime Doctrine) menyebutkan bahwa claim wilayah Australia sampai ke wilayah kutub selatan dengan penambahan luas zona ekonomi eksklusif seluas delapan juta kilometer persegi. Ini artinya bahwa claim luas perairan sampai dua kali luas Australia sendiri dan seabed claim total sampai dengan sepuluh juta kilometer persegi. Dalam pengembangan wilayah ini Austrlia tidak main-main dan semakin serius untuk menata kekuatan untuk bisa mengontrol perairan sampai ke kutub selatan. Bila dipetakan maka perairan yang di claim oleh Australia mulai dari batas ZEE selatan Indonesia tepatnya di selatan pulau jawa sampai bagian barat sumatera sebelum batas khatulistiwa ke selatan sampai ke kutub selatan. Tidak heran dalam waktu dekat Australia merencanakan untuk membuat mini carrier pengangkut helikopter, ranpur dan pasukan. Lalu bagaimana dengan indonesia sendiri? kita tidak perlu panik harus ikut-ikutan claim sampai ke kutub selatan, dengan sedikit penataan yang lebih baik maka kehadiran ALKI sebagai lintas international akan dapat memberikan keuntungan yang berganda dari sektor kemaritiman untuk income negara. Perlu penataan yang positif dan peran serta seluruh komponen untuk menuju Maritime State.

Selasa, 20 Maret 2012

Semboyan Kesatuan

Salam Kebangsaan...
Bila kita membaca semboyan yang dimiliki oleh satuan-satuan tempur di jajaran Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara pasti agak susah bagi kita untuk mengartikan apalagi bagi orang awam karena umumnya menggunakan bahasa 'bukan Indonesia'. Bahasa yang sering digunakan adalah bahasa sansekerta yang berasal dari India. Hal ini dilhami oleh cerita pewayangan yang banyak menggunakan istilah dalam bahasa tersebut. Sebenarnya apakah ada ketentuan khusus untuk menggunakan bahasa lain dan apakah harus menggunakan bahasa sansekerta? Jawabannya adalah tidak ada aturan yang khusus untuk menggunakan bahasa tertentu, justru sangat disarankan dan lebih bagus menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa daerah yang ada di Indonesia. Beberapa satuan di Angkatan Laut menggunakan semboyan dari bahasa asli Kalimantan untuk semboyannya, ada pula yang menggunakan bahasa jawa. Semboyan memang memiliki kekuatan untuk satuan masing-masing namun kita juga tidak boleh terlalu fanatik dengan definisi, arti dan maknanya. Selama itu baik dan dapat memberikan semangat pada satuan itu boleh-boleh saja. Bila diartikan dalam bahasa Indonesia, Amerika justru menggunakan kata-kata yang unik untuk semboyan satuannya, yang penting adalah fighting spirit dan nilai luhur yang terkandung di dalamnya. 

Senin, 19 Maret 2012

Kemampuan Rudal Anti Permukaan

Salam Kebangsaan...
Rudal anti permukaan atau Anti Surface Missile merupakan senjata strategis pemukul utama yang digunakan untuk mencari dan menghancurkan sasaran permukaan dengan bantuan sensor penjejakan menggunakan pancaran gelombang elektomagnetik dan berpendorong jet propulsion berkecepatan tinggi. Peluru kendali ini dapat dimuat di kapal-kapal perang berbagai jenis dan dapat ditembakkan dari darat dengan sistem senjata yang terintegrasi, dapat pula ditembakkan dari pesawat udara dan wahana lainnya. Pada dasarnya setiap sasaran yang berada di atas permukaan dapat dihancurkan oleh rudal anti permukaan asal entry data-nya yang dimasukkan adalah benar. Teorinya adalah semakin akurat data yang dimasukkan dan mutakhir maka si rudal anti permukaan akan dengan mudah dapat segera menemukan dan mencium sasaran yang dimaksud. Orang awam sering salah mengartikan fungsi rudal permukaan yang masih saja menganggap bahwa gabus yang terapung di permukaan bisa saja dihancurkan, sebenarnya tidak begitu. Rudal anti permukaan dapat menghancurkan sasaran permukaan yang berdimensi minimal dua meter kali dua meter dan dapat memantulkan gelombang elektromagnetik. Bila sasaran itu lebih besar dan pantulan gelombang elektromagnetiknya lebih tajam seharusnya dengan sangat mudah dapat dihancurkan, namun apabila gagal belum tentu ada yang salah dari sistem senjata itu.

Minggu, 18 Maret 2012

Kapal Selam Masa Depan

Ruangan-ruangan...
Dalam buku putih pertahanan Australia tahun 2009 disebutkan bahwa sampai tahun 2030 Australia akan menambah 12 unit kapal selam kelas Future Submarime (FSM) yang akan dibangun di selatan Australia. Kapal selam yang rencananya berpendorong tenaga nuklir ini jelas memiliki kemampuan diatas collins class milik RAN saat ini dengan daya jelajah lebih jauh dan ketahanan yang lebih unggul. Peletakkan lunas pertama direncanakan pada tahun 2020 dan sampai lima belas tahun berikutnya diharapkan selesai semua unit kapal selamnya. Bentuk kapal selam ini sangat unconventional tidak seperti kapal selam pada umumnya yang memiliki lambung kapsul dan simetris, lebih mirip pempek palembang isi telor. Yang menjadi perhatian adalah keseriusan pemerintah Australia untuk memekarkan wilayah kekuasaannya sampai ke kutub selatan sesuai dengan doktrin maritimnya. Dapat dibayangkan 4% dari luas perairan seluruh dunia akan dibawah kendali Australia. Sangat wajar mereka semakin mengembangkan kekuatan maritimnya. Bagaimana dengan Indonesia? Dibutuhkan keseriusan untuk membangun kekuatan maritim yang berimbang dan tetap konsisten positif untuk menjalankan program yang telah ada.

Sabtu, 17 Maret 2012

Alur Timur Barat

Salam Kebangsaan...
Tuntutan Autralia kepada Indonesia adalah dibukanya alur timur barat dari selat lombok melintas laut jawa langsung menuju selat malaka untuk kapal-kapal dari dan menuju Australia. Namun Indonesia belum mengakomodir keiinginan dari Australia tersebut. Untuk membuka suatu alur tentunya ada beberapa pertimbangan yang harus dipenuhi agar laut tersebut dapat digunakan sebagai alur. Yang paling utama adalah apa dampaknya bagi kehidupan masyarakat di sekitar alur yang dilewati oleh ocean liner dan apakah sarana pendukungnya sudah siap. Alur harus dipelajari dulu semua aspeknya jangan sampai lebih banyak kerugiannya dibandingkan dengan keuntungannya. Tidak mudah untuk menetapkan sebuah alur karena perlu biaya yang tinggi untuk mempelajari semua aspeknya. Belum lagi harus memindahkan track pelayaran rakyat yang menjadi denyut nadi di beberapa perairan. Australia memang sudah lama memohon kepada Indonesia untuk membuka alur timur barat untuk kepentingan armada dagangnya karena bila menggunakan track yang ada sekarang ini butuh biaya ribuan dolar untuk sampai ke selat malaka melalui selat sunda. Yang terpenting adalah tidak latah untuk memenuhi tuntutan orang lain hanya karena alasan kebutuhan international. Lebih baik disiapkan dulu yang rapi dan lengkap dengan aturan dan kewajiban sehingga benar-benar menguntungkan bagi industri kemaritiman Indonesia.

Jumat, 16 Maret 2012

Marine Environmental Regulation

Salam Kebangsaan...
Laut merupakan sumber kehidupan bagi seluruh mahluk hidup dan sudah sewajarnya patut dilestarikan dan dijaga keutuhannya. Peraturan mengenai pelestarian lingkungan hidup khususnya laut dan seluruh isi di dalamnya  dapat ditemukan pada article 194 United Nations Convention Law Of the Sea (UNCLOS) yang berisi aturan mengenai pelestarian lingkungan hidup di laut dan pelestariannya dari perusakan laut. Ketidakseimbangan antara pelestarian dan pencemaran lingkungan hidup di laut dapat mengakibatkan terganggunya sistem kehidupan yang dapat berkibat pada kehancuran alam. Kapal-kapal yang menggunakan media laut sangat berpotensi untuk mencemari lingkungan laut dengan pembuangan sampah sembarangan, tumpahan oli dan minyak, sistem propagasi pada propeller dan peralatan lainnya yang memancarkan gelombang elektromagnetik. Di negara-negara yang memiliki Angkatan Laut yang maju sudah menerapkan beberapa keharusan untuk kapal perangnya dalam menjawab aturan ini. Contohnya dengan menerapkan double hull atau lambung ganda pada kapal tanker-nya untuk menghindari kebocoran langsung apabila terjadi tumburan atau benturan dengan benda asing. Penerapan yang lainnya adalah mengganti sistem penggerak propeller yang memiliki tingkat kebisingan tinggi dengan tingkat kebisingan yang rendah, beberapa kapal perang mengganti dengan sistem penggerak menggunakan jet propulsion. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya dalam kepedulian untuk melestarikan lingkungan hidup. Sebagai bangsa maritim dengan laut yang dijadikan sebagai rumah dan sumber penghidupan nampaknya sangat masuk akal sekali apabila pemerintah mulai mempelajari dan menerapkan aturan ini secara bertahap. Bila di jalan raya sudah mulai menerapkan aturan kelaikan jalan sebuah kendaraan termasuk uji emisi dan keselamatan jalan sepertinya sangat perlu bila ada aturan yang lebih ketat mengatur mengenai kelayakan kondisi kapal dalam upaya pelestarian lingkungan hidup di laut.

Kamis, 15 Maret 2012

Pos Angkatan Laut

Salam Kebangsaan...
Pos Angkatan Laut (Posal) merupakan lini terdepan Angkatan Laut untuk melaksanakan fungsi sebagai pemberi informasi dan data mutakhir kepada komando atas. Pos Angkatan Laut tidak selalu berada di pulau terluar namun sebagian besar berada di pulau-pulau terluar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Permasalahan yang dihadapi oleh Posal adalah tidak tersedianya sumber energi untuk menghidupkan perangkat komunikasi seperti radio, komputer, alat pancar dan pesawat elektronika lainnya. Padahal informasi ini sangat penting dan untuk pertimbangan komando atas dalam mengambil sebuah keputusan. Bagaimana mengatasi permasalahan ini? Tenaga surya yang berlebih dapat digunakan sebagai sumber energi utama di Posal asalkan disiapkan hardware dan software-nya. Bangunan Posal yang belum memenuhi standar pun dapat mempengaruhi ketahanan peralatan dan seluruh pesawat elektronika. Untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik sudah sepantasnya pemerintah memikirkan untuk hal tersebut. Tidak ada yang mahal untuk sebuah informasi yang valid dalam rangka penegakkan kedaulatan negara.

Rabu, 14 Maret 2012

Hegemoni Asia Pasifik

Salam Kebangsaan...
Panggung teater di Asia Pasifik menuntut sang Aktor sebagai pemain utama untuk dapat menguasai panggung dengan baik agar penonton takjub dan terkesima sehingga pertunjukkan dapat mengalir sesuai dengan skenario cerita latar yang bertujuan untuk memuaskan para penonton. Hanya satu cara untuk itu yaitu dengan menguasai panggung yang didominasi oleh lautan luas dan dalam agar dapat mengontrol dan mengendalikannya untuk kepentingan pertumbuhan perekonomian sang Aktor. Pertanyaannya siapa yang akan dominan di panggung tersebut? tentu jawabannya adalah seperti termaktub diatas, yang menguasai panggung. Ada beberapa negara yang memiliki kepentingan atas panggung itu, sebut saja Rusia, Cina, Amerika dan India. Menurut International Institute for Strategic Studies yang memetakan kekuatan armada tempur laut khususnya kapal - kapal combatan negara - negara tersebut, bahwa sejak tahun 1970 ada perubahan yang sangat signifikan mengenai jumlah dan kemampuannya. Rusia menunjukkan penurunan yang tajam hingga dekade ini dan mencapai puncaknya pada awal dekade delapan puluhan. Amerika juga mengalami penuruan dalam dekade ini walaupun sempat meuncak pada akhir dekade delapan puluhan. India tidak menunjukkan perubahan yang signifikan sejak tahun tujuh puluhan namun terus meningkat dan menunjukkan progresif positif dalam hal penguasaan tehnologi Angkatan Laut. Sedangkan Cina nampak terus meningkat dan memuncak di akhir tahun 2009 yang lalu, tanpa perhitungan kehadiran Kapal induk terbarunya. Kehadiran armada non Angkatan Laut Cina sampai ke perairan Natuna dan menyebar sampai ke samudera pasifik cukup menjadi indokator bahwa Cina akan bangkit dan mendominasi panggung tersebut. Dari fakta tersebut dengan sangat mudah dapat disimpulkan siapa yang akan menjadi Hegemoni di kawsan Asia Pasifik sampai tahun 2020 mendatang. Tidak mudah bagi Cina untuk dapat tampil sebagai pemain utama yang dapat membuat penonton takjub dan terkesima yang menjadikan Indonesia sebagai Holding Area dan the front seat. Lalu bagaimana selanjutnya? Kita akan terus tetap optimis tanpa dibayang-bayangi oleh stigma 'Negara lemah yang selalu memprediksikan ancaman dari negara lain'. Setidaknya sampai tahun 2020 Indonesia akan menjadi ancaman bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Selasa, 13 Maret 2012

Selat Hormuz

Salam Kebangsaan...
Krisis di Iran nampaknya akan membawa dampak yang kurang sehat terhadap pertumbuhan ekonomi dunia dengan rencana ditutupnya selat Hormuz oleh Angkatan Laut Iran. Tindakan ini sebagai jawaban atas embargo yang diterapkan oleh Amerika dan sekutunya atas dugaan penyimpanan senjata nuklir yang mengancam kepentingan Amerika di dunia. Krisis politik di timur tengah pasca tergulingnya pemimpin Mesir dan disusul oleh Libya juga membawa atsmosfer yang kurang sedap terhadap kepemimpinan Ahmadinejad di Iran. Muncullah ancaman untuk menutup jalur minyak dunia di selat Hormuz yang membuat Amerika bereaksi dengan mengirimkan kapal induknya ke perairan itu. Inggris juga tidak mau kalah dengan menggelar kekuatan tempur lautnya di laut Arab disusul dengan negara koalisi lainnya. sementara Rusia dan Cina memilih untuk tidak bereaksi atas kejadian itu karena mereka pun punya banyak kepentingan atas sumber energi dari center of gravitity of wolrd economy itu. Apa dampaknya bagi Indonesia bila itu terjadi? jelas tidak dapat dielakkan naiknya harga minyak dunia yang sangat mungkin sekali menembus angka diatas 130 $ US per barrel. Tentu saja hal ini juga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Asia khususnya di Indonesia karena faktor yang tidak dapat terelakkan itu. Pemerintah harus mengambil ancang-ancang sejak dini untuk menghadapi kondisi itu, keputusan untuk mengurangi beban penggunaan bahan bakar cair dalam negeri adalah satu opsi diantara seribu opsi yang paling rasional. Namun harus ada energi alternatif lain untuk mengganti dan tentunya memerlukan anggaran ekstra untuk penerapan sebuah sistem yang baru. Setidaknya Pemerintah telah memikirkan lebih awal dan telah bersiap untuk skenario kemungkinan terburuk bila itu terjadi.

Senin, 12 Maret 2012

Keamanan Kawasan

Salam Kebangsaan...
Upaya yang dilakukan oleh negara-negara Asean untuk menciptakan stabilatas keamanan di kawasan regional Asia Pasifik dan sekitarnya adalah dibentuknya Asean Regional Forum (ARF) pada tahun 1994 dengan tujuan untuk membicarakan dialog yang konstruktif dan sebagai wadah konsultasi pada politik dan keamanan yang menjadi perhatian bersama. Tujuan lainnya adalah memberikan kontribusi signifikan terhadap keamanan di kawasan regional Asia Pasifik dan membangun kepercayaan serta diplomasi preventif. Ini artinya bila ada perselisihan diantara negara kawasan yang dapat menimbulkan konflik harus dapat diselesaikan dengan mengedepankan dialog positif dan tanpa kekuatan militer. Sejauh ini menunjukkan perkembangan yang sangat positif dan Indonesia sebagai peserta dalam forum ini sangat mematuhi perjanjian yang ada selama tidak bertentangan dengan kepentingan nasional. Yang menjadi perhatian disini adalah semakin meningkatnya belanja Alutsista negara peserta forum dan peningkatan anggaran pertahanan masing-masing. Ini menjadi sangat serius ketika dialog terus berjalan namun belanja alat perang meningkat. Indonesia yang patuh terlena dengan keadaan itu dan sangat wajar sekali bila dengan cepat berusaha mengejar ketertinggalannya dalam penambahan kekuatan. Dalam perjanjian itu tidak dibahas masalah peningkatan anggaran pertahanan dan pembelian alat perang, jadi sah-sah saja bila ada penambahan yang tujuan untuk 'self defence'. Sebagai negara yang punya peran banyak di Asean Indonesia harus dapat menunjukkan kekuatan tanpa malu-malu dan canggung selaku 'kakak tertua' di lingkungan kawasan.

Minggu, 11 Maret 2012

Akses Komunikasi

Salam Kebangsaan...
Salah satu hak kemudahan yang diberikan oleh Indonesia kepada Malaysia sesuai perjanjian yang ditandatangani pada bulan Februari 1983 adalah pemberian hak akses komunikasi antara Malaysia Barat dan Malaysia Timur untuk menggunakan laut dan ruang udara sebagai kapal-kapal dan peswat udara untuk keperluan dagang, sipil dan militer termasuk memasang kabel dan pipa bawah laut melintasi dasar perairan Natuna. Artinya Malaysia dengan bebas diberikan akses untuk menggunakan perairan di dalam wilayah kedaulatn Republik Indonesia bagi kapal dagang, kapal sipil, kapal perang dan pesawat udaranya untuk menggunakan laut dan ruang udara diatas perairan Natuna. Bolehkah Indonesia meninjau kembali perjanjian ini karena kepentingan nasional yang lebih besar? Sesuai dengan Unclos bahwa perairan ZEE negara pantai diberikan kebebasan untuk peletakkan kabel dan pipa bawah laut. Dari dulu Indonesia memang baik dan bermurah hati untuk memberikan kemudahan bagi negara lain termasuk meminjamkan pekarangan rumahnya untuk digunakan sebagai tempat latihan dan pelintasan pipa-pipa bawah laut. Sebetulnya tidak ada keuntungan yang didapatkan bagi Indonesia untuk hal itu karena justru merugikan Indonesia sendiri. Dengan alasan pengamanan pipa bawah laut dengan bebasnya kapal perang Malaysia melintasi perairan Natuna dan justru nelayan Indoneisa lah yang terusir dari perairan itu karena dianggap mengganggu fasilitas milik Malaysia. Indonesia tidak pernah meminta jasa pembayaran atas pipa dan kabel bawah laut milik Malaysia yang sudah terbentang sebelum perjanjian itu ditandatangani, belum lagi kerugian yang ditimbulkan dari dampak kebocoran pipa dan kabel bawah laut terhadap sumber makanan yang terdapat di bawah laut. Sah-sah saja bila Indonesia sekarang meninjau kembali  perjanjian tersebut kerena tidak ada keuntungan yang didapat dari hal itu. Indonesia tidak pernah menunut Malaysia untuk akses kemudahan dari perairan Sulawesi menuju perairan Natuna melintasi perairan utara Malaysia Tmur yang kenyataannya lebih dekat dibandingkan bila melalui laut Jawa. Begitu pun dengan ruang udara untuk pesawat dari Manado menuju Natuna. Demi kepentingan nasional hal itu sangat rasional sekali untuk ditinjau kembali untuk dudukkan pada tempat yang semestinya.                 

Sabtu, 10 Maret 2012

Selat Malaka

Salam Kebangsaan...
Selat Malaka masih menjadi bahasan yang menarik dan diperbincangkan banyak orang karena dinamikanya yang tinggi namun hanya sebatas pembicaraan saja belum pada pengelolaan yang maksimal. Pembajakan dan perompakan selalu menjadi bahasan dan selalu dikait-kaitkan dengan kesalahan Indonesia yang menurutnya tidak cakap untuk mengamankan selat malaka. Ada beberapa organisasi maritim dunia yang berhak mengeluarkan pernyataan mengenai keamanan perairan di seluruh dunia dan pernyataan ini digunakan pelaut di seluruh dunia sebagai panduan pelayaran. Kejadian di selat malaka pada umumnya seperti kejadian normal di selat-selat seluruh dunia yang padat dan uniknya selat malaka juga merupakan perlintasan perahu tradisional milik masyarakat yang memang hidup dari laut dan tentu saja lebih banyak menggunakan lautan sebagai 'rumahnya'. Setiap kapal dagang (merchant ship) yang melintasi selat malaka menuju laut cina selatan berhak untuk memberikan laporan kepada organisasi maritim dunia mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan keselamatan navigasi. Laporan itu di-filter dulu di Singapura setelah itu baru diteruskan ke organisasi maritim dunia. Pertanyaannya apakah betul memang terjadi pembajakan atau perompakan di selat malaka seperti laporan yang diterbitkan? laporan yang masuk ke Singapura adalah laporan mentah yang belum tentu kebenarannya dapat di buktikan dan tidak semua awak kapal mempunyai pemahaman yang sama apa itu pembajakan dan perompakan. Perahu tradisional yang melintasi malam hari dengan kecepatan tinggi itu sudah dapat dilaporkan sebagai ancaman pembajakan dan bodohnya laporan itu diterima Singapura mentah-mentah lalu di-forward ke Indonesia dan kejadian itu selalu terulang. Tentu saja hal ini sangat merugikan bagi Indonesia karena selalu saja asumsi pelaku pembajakan dan perompakan itu dari Indonesia padahal kenyataanya tidak demikian. Lebih mengecewakan lagi pejabat di Indonesia meng-iyakan bila menerima laporan dari Singapura seolah-olah itu 'sudah biasa'. Inilah stempel yang selama ini melekat di selat malaka karena tingginya tingkat pembajakan dan perompakan dan Indonesia pastinya lebih dirugikan karena laporan ini. Singapura seharusnya lebih bijak lagi dalam menerima laporan dari pengguna jasa selat malaka dan tidak seharusnya merugikan pihak lain yang tentu saja selalu menguntungkan Singapura. Pun dengan pejabat di Indonesia sebaiknya tidak serta merta menerima dengan mentah-mentah laporan dari Singapura. Tingginya angka pembajakan dan perompakan yang diterbitkan oleh organisasi maritim dunia perbulan bisa jadi karena keteledoran dan ketidakjelian kita yang selalu saja dapat menerima dengan tanpa bantahan kalo itu memang benar terjadi tanpa pembuktian yang nyata. 

Jumat, 09 Maret 2012

Lowest Astronomical Tide

Salam Kebangsaan...
Mengitung garis dasar untuk digunakan sebagai awal penarikan base point (titik dasar) dalam penentuan batas terluar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidaklah semudah yang dibayangkan dan harus memenuhi kaidah-kaidah yang telah ditetapkan. Penentuan ini harus didasarkan dengan kondisi astronomis agar didapatkan hasil yang paling maskimal dalam penetapan sebuah titik yang digunakan sebagai referensi. Teori yang belum banyak digunakan adalah menentukan garis dasar ketika permukaan air laut betul-betul berada pada surut yang paling terendah. Dalam keadaan ini disitulah ditentukan garis dasar pertemuan antara pasir pantai dan air laut terdekat yang digunakan sebagai titik referensi. Keadaan ini sangat dimungkinkan ketika keadaan bulan, matahari dan bumi berada pada satu garis dan kejadian langka ini terjadi setiap 18,6 tahun sekali, disebut Lowest Astronomical Tide (LAT). Perbandingannya sangat signifikan sekali untuk menentukan garis dasar sebuah titik yang terdapat di pantai. Beberapa titik dasar bila dihitung menggunakan metode ini didapatkan perbedaan yang sangat jauh sekali. Pasang tertinggi dan surut terendah bisa didapatkan perbedaan jarak sejauh beberapa nautical miles pada pantai yang benar-benar landai dan memilki gradient yang tidak terlalu tajam. Hal ini sangat menguntungkan negara itu sendiri terutama yang berbatasan langsung dengan negara lain yang dipisahkan oleh perairan. Beberapa negara maju sudah menerapkan penghitungan ini dan tentunya wilayah kedaulatan mereka bertambah karena pantai mereka semakin lebar dalam keadaan surut. 

Kamis, 08 Maret 2012

Bangsa Maritim

Salam Kebangsaan...
Sejak ditemukannya perahu pertama kali oleh manusia sampai berkembang menjadi alat transportasi laut berupa kapal yang dapat memindahkan orang dan barang  dalam jumlah yang banyak orang mulai berlomba mencari sumber daya alam dan penyebaran kekuasaan ke tampat lain untuk kelangsungan hidup bangsanya. Selama berabad-abad orang mulai menggunakan laut sebagai media komunikasi antar bangsa dan penyebaran pengaruh serta kekuasaan. Laut menjadi sangat penting bagi bangsa yang telah menggunakan tehnologi kapal layar tiang tinggi sampai ditemukannya kapal uap pada abad ke-17. Kapal selain digunakan untuk alat angkut juga digunakan untuk membantu perdagangan dan sebagai alat diplomasi bangsa sehingga orang bebas berlayar kemana pun di seluruh dunia. Bangsa Eropa lah yang memulai penjelajahan dunia dan mendominasi lautan serta dapat mengontrol lautan. Berduyun-duyun setelah ditemukannya rempah-rempah di Nusantara banyak kapal dari Eropa yang datang dan mengambil hasil bumi untuk dibawa dan dijual ke Eropa. Lalu terjadilah peperangan untuk merebut pengendalian laut dan jalur perdagangan di selat malaka dan perairan Nusantara, menjamin keamanan armada dagangnya dengan kekuatan militer dan mulai mengontrol laut. Portugis tercatat pernah mengendalikan selat malaka sekitar abad ke-16 dengan mengutip pajak bagi kapal dagang yang melewati selat tersebut selain peran portugis untuk meyebarkan pengaruh dan mencari sumber alam baru. Satu-satunya kejayaan bangsa maritim Nusantara yang pernah berjaya adalah Kerajaan Sriwijaya yang ada sejak abad ke-7 yang dapat dilihat dari pahatan gambar dinding di candi borobudur. Menurut sebuah catatan bahwa armada laut Sriwijaya pernah mengendalikan selat malaka sampai laut cina selatan dan mengontrol jalur perdagangan seluruh perairan Nuasantara dan pengaruhnya sampai ke Thailand, Kamboja dan semenanjung Malaka. Satu hal yang perlu digarisbawahi bahwa bangsa Indonesia yang dulu disebut Nusantara hidup dan besar dari laut dan karena sudah berwawasan maritim. 

Rabu, 07 Maret 2012

Keterlibatan Pedana Militer Amerika di Asia

Salam Kebangsaan...
Pada Tanggal 7 Februari 1832 adalah hari yang bersejarah bagi Amerika Serikat tercatat dalam sebuah tulisan lepas di history of the U.S. Navy dan United States Marine Corps sebagai peristiwa intervensi pertama sekaligus keterlibatan perdana militer Amerika Serikat di Asia tepatnya Kuala Batee Provinsi Aceh Barat Daya. Ini merupakan pengiriman kekuatan Laut terbesar dari daratan Amerika yang dikirim resmi menuju daratan Aceh Barat (Asia) lengkap dengan marinir dan pelaut tempur the blue jacket-nya yang diangkut dengan sebuah fregate USS Potomac. Kapal perang ini dilengkapi dengan 42 pucuk meriam modern dengan proyektil seberat 32 pound per-pucuknya lengkap dengan 868 marinir dan ratusan pelaut lainnya dengan tugas lebih kepada tindakan pembalasan terhadap perebutan kapal dagang Friendship dan pembantaian seluruh awaknya oleh penduduk Aceh atas penguasaan rempah lada di Kuala batee pada tanggal 7 Februari 1831. Ketika itu lada merupakan jenis rempah-rempah yang sangat populer dan memiliki harga yang tinggi di Eropa. Pertempuran yang terkenal itu dinamakan 'Battle of Quallah Batoo' yang terjadi di Aceh Sumatera pada tahun 1832 belum genap 60 tahun Amerika Serikat berdiri. Di hari itu terjadi pertempuran yang sengit antara marinir, pelaut melawan rakyat Aceh yang tidak seimbang di kampung kuala batu Aceh mengakibatkan jatuhnya korban rakyat Aceh dan juga marinir dan pelaut Amerika. Puluhan kapal dagang terbakar berikut kampung kuala batee yang dibombardir dari laut setelah kapal perang Amerika pergi meninggalkan pada tanggal 9 Februari 1832 dengan kurang lebih 300 penduduk tewas akibat peristiwa itu. Pertempuran 'Battle of Quallah Batoo' merupakan pertempuran pertama di Asia dan penyerangan ini diperingati setiap tahun oleh United States Marine Corps. Sangat jarang sekali orang Indonesia yang tau perisitiwa itu dan tidak pernah tercatat sama sekali dalam buku sejarah anak-anak sekolah. Walaupun pernah menjadi luka lama bagi orang Indonesia dan menajdi catatan tersendiri bagi bangsa yang berdaulat ada sedikit pelajaran yang dapat dipetik dari peristiwa tersebut. Yang pertama, kemampuan Amerika untuk menyebar kekuatannya jauh di luar wilayah yurisdiksi nasionalnya. Yang kedua, pernahkah kita mencatat sejarah kejayaan Armada laut kita secara detail ketika dinasti Sriwijaya, Majapahit berjaya dan kejayaan kerajaan Nusantara lainnya berkuasa di lautan menaklukan kerajaan sampai ke Asia Timur? Sejarah tidak seharusnya untuk dilupakan agar kita tidak mengulang kesalahan yang sama dan sejarah menjadi amat penting bagi kejayaan suatu bangsa.

Selasa, 06 Maret 2012

Pengembangan Rudal

Salam Kebangsaan...
Perkembangan tehnologi militer yang sangat cepat dan tak terbatas banyak memberikan peluang untuk kemajuan dan keefektifan Angkatan Perang suatu negara. Perkembangan ini ditandai dengan dinamika sistem senjata yang cukup tinggi dan kemutakhirannya yang dapat diukur dalam hitungan tahun saja, hampir sama dengan kemunculan merk mobil baru dan merk telepon seluler. Salah satunya adalah peluru kendali sebagai senjata strategis yang cukup mahal harganya dan banyak diproduksi oleh negara-negara maju. Dari penyebutan namanya saja sudah cukup menunjukkan bahwa sistem senjata ini sangat dapat diandalkan dan masih menjadi senjata yang menakutkan dalam sebuah peperangan. Sejak kemerdekaan diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia sangat rajin membeli peluru kendali dari negara-negara maju seperti Rusia, Perancis dan Amerika, baru-baru ini buatan Cina juga ikut menambah koleksi milik Angkatan Laut. Pembelian terbesar ketika ketika Indonesia melakukan persiapan perang dalam rangka merebut Irian Barat dengan mendatangkan Suface to Air Missile (SAM) buatan Uni Sovyet SA-2 yang mampu merontokkan sasaran udara dengan cepat Mach-4, sebuah sistem senjata yang sangat canggih ketika itu. Sejak saat itu tidak ada lagi pembelian peluru kendali secara massive  untuk kebutuhan Angkatan Perang karena perubahan politik. Selanjutnya sistem senjata yang terlanjur dibeli menjadi semakin usang dan tidak dapat digunakan lagi. Beberapa varian peluru kendali buatan Amerika pun pernah menghiasi Kapal Perang Republik Indonesia pada awal tahun delapan puluhan, namun karena embargo militer nasibnya sama dengan sebelumnya. Tahun enam puluhan Angkatan Laut pernah meriset peluru kendali namun tidak berlanjut karena perubahan suhu politik pada saat itu. Nampaknya sudah cukup banyak pengalaman Indonesia dalam pembelian peluru kendali dan sistem senjata pendukungnya. Lebih baik memaksimalkan peran sebuah Lembaga yang memang kompeten untuk membuat sistem senajta asal didukung dengan bantuan asistensi dan anggaran yang lebih agar dapat mengembangkan semaksimal mungkin sehingga ketertinggalan dengan negara di kawasan tidak terlalu jauh. Bila melihat prestasi orang pintar dan ilmuwan di tanah air sangat masuk akal sekali bila Indonesia akan mampu membangun kekuatan perangnya dari dapur sendiri asal mereka mendapat perhatian lebih dan tidak terbengkalai seperti alat ciptaannya. Tidaklah sesulit yang dipikirkan untuk membuat sebuah peluru kendali canggih yang dapat memenuhi kebutuhan sebuah Angkatan Perang, yang dibutuhkan hanyalah sebuah komitmen dan kepedulian politik nyata.

Senin, 05 Maret 2012

Interoperability

Salam Kebangsaan...
Menurut Merriam-Webster Dictionary arti kata Interoperability adalah kemampuan dari sebuah sistem untuk menjadi sebuah sistem senjata agar dapat berpadu dan bekerja dengan bagian dari sebuah sistem yang lain. Pada dasarnya sistem senjata merupakan gabungan dari sub-sub sistem yang berpadu sehingga menjadi sebuah kekuatan yang sangat besar dan memiliki daya kejut yang sangat tinggi. Kelemahan sebuah sistem senjata dapat terjadi bilamana sub-sub sistem yang ada tidak dapat berpadu dengan baik sehingga tidak dapat ditindaklanjuti dengan optimal dan akhirnya menjadi mubazir. Kesalahan yang sering terjadi adalah ketika sebuah sistem senjata tidak dapat interoperable dengan sistem senjata yang lain karena tidak ada kesesuaian peralatan dan waktu. Unsur Laut seharusnya dapat memberikan informasi yang akurat kepada unsur-unsur di darat dan udara serta dapat mengkoordinasikan semua unsur dalam sebuah operasi begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain unsur yang berada di laut harus dapat berkomunikasi dengan Command Center di darat dan unsur udara yang sedang beroperasi dan seluruh sistem senjata yang digelar saat itu. Bila perlu unsur terdepan yang berada di darat pun harus dapat mengkoordinasikan serangan pesawat tempur terhadap sebuah sasaran. Dengan demikian interoperability dapat menyederhanakan rentang kendali dalam sebuah operasi tanpa mengabaikan chain of command itu sendiri.

Minggu, 04 Maret 2012

Belanja Helikopter

Salam Kebangsaan...
Unsur pesawat udara khususnya sayap putar (rotary wing) bagi sebuah Angkatan Laut merupakan hal yang mutlak sebagai kepanjangan mata dan telinga serta pukulan yang mematikan untuk mendeteksi dan memburu keberadaan kapal selam di bawah permukaan. Kemunculan sebuah helikopter anti kapal selam dalam sebuah peperangan permukaan sepertinya masih menjadi momok yang mengerikan dan mimpi buruk bagi awak kapal selam. Helikopter anti kapal selam memang didisain dengan spesifikasi khusus untuk memburu kapal selam dengan persenjataan yaitu beberapa buah torpedo dan beragam alat sensor. beberapa jenis helikopter anti kapal selam juga didisain untuk mengangkut peluru kendali anti kapal permukaan. Selain mobilitas dan kemampuan jelajah yang tinggi helikopter anti kapal selam juga dilengkapi dengan peralatan deteksi bawah air yang peka dan akurat. Yang paling penting adalah peralatan kendali yang dimiliki oleh kapal permukaan dan ground control serta helikopter itu sendiri apakah sudah dapat berpadu dengan sempurna sehingga ketika melepas sebuah helikopter dalam sebuah operasi pemburuan kapal selam dapat berjalan dengan efektif dengan menampilkan hasil data yang mutakhir dalam waktu yang sesungguhnya. Tugas lain yang dapat dilakukan helikopter anti kapal selam yang dikembangkan oleh Angkatan Laut negara maju dalam keadaan darurat adalah operasi pencarian dan pertolongan terbatas serta evakuasi medis cepat. Kelebihan dari helikopter anti kapal selam lainnya adalah kemampuan untuk terbang mandiri dengan durasi waktu yang lama dengan tangki bahan bakar yang sudah disesuaikan sedemikian rupa sehingga dapat menambah daya jelajah. Selain itu helikopter anti kapal selam harus memiliki kemampuan terbang rendah diatas permukaan dengan tingkat level yang dapat dipertahankan. Sistem sensor dan pengolahan data yang terpasang pun harus dapat dioperasikan dengan mudah dan dapat memberikan informasi cepat kepada operator atau pengawaknya. Tidak lupa bahwa helikopter anti kapal selam harus mampu untuk ditching atau pendaratan di air apabila terjadi keadaan darurat. Tidak perlu panik memikirkan seberapa besar helikopter yang sesuai dengan kapal perang yang ada tanpa memikirkan kemampuan dan keunggulan sistem kendali senjatanya, namun yang harus dipikirkan adalah kapal perang apa yang sesuai dengan helikopter anti kapal selam dengan kemampuan sistem kendali senjata modern dan platform yang multi fungsi. 

Sabtu, 03 Maret 2012

Non Claimant State

Salam Kebangsaan...
Laut cina selatan merupakan salah satu alur dunia yang menghubungkan dua samudera besar dengan beragam kepentingan dan dinamika yang sangat tinggi. Ada beberapa negara yang merasa memiliki latu cina selatan berdasarkan pendekatan sejarah dan geopolitik negaranya masing-masing. Negara-negara itu adalah Cina, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Brunai Darussalam. Mereka itu dinamakan claimant state atau negara yang merasa memiliki dan mengakui sesuatu yang diperebutkan. Yang paling mendasar adalah masalah keamanan energi dan sumber daya mineral di laut cina selatan termasuk kepulauan spratly dan paracel yang ada di dalamnya. bagaimana dengan Indonesia? Indonesia sebagai negara non claimant state sejak tahun 1990 telah mengambil inisiatif dengan mendorong negara-negara claimant state yang memiliki implikasi terhadap perkembangan lingkungan strategis di negara kawasan untuk melakukan kerja sama dalam meningkatakan hubungan saling percaya guna menekan potensi konflik yang dapat timbul. Cina sebagai negara yang kuat dan dominan di kawasan laut cina selatan dengan indikator penyebaran armada kapal niaganya dan pendekatan sejarah tentu saja memegang peranan penting, namun tidak semudah itu Cina dapat memiliki sepenuhnya laut cina selatan. Amerika ternyata juga mempunyai kepentingan di laut cina selatan untuk melindungi armada niaga dan jalur minyak yang menghubungkan perairan timur tengah menuju laut cina selatan lalu menuju pantai barat amerika. Kehadiran kekuatan Amerika di Asia bisa jadi untuk memberikan proteksi kepada jalur minyaknya dan sekaligus perimbangan kekuatan di laut cina selatan. Kita akan tetap konsisten untuk menjaga stabilitas kawasan dengan mengutamakan diplomasi aktif tanpa mengesampingkan kepentigan nasional.

Jumat, 02 Maret 2012

Latihan Menurut Mereka

Salam Kebangsaan...
Beberapa waktu yang lalu Angkatan Laut Indonesia pernah meyelenggarakan latihan bersama dengan Angkatan Laut Singapura dengan mengundang Angkatan Laut negara lain dari seluruh dunia lengkap dengan kapal perang dan awaknya. Latihan bersama yang diselenggarakan setiap tahun itu sebagai bentuk hubungan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Singapura dalam rangka meningkatkan kemampuan Angkatan Laut kedua negara. Latihan bersama itu berlokasi di sebuah tempat perairan Indonesia yang diubah menjadi daerah latihan selama pelaksanaan latihan. Latihan selama dua puluh hari itu berjalan dengan baik dan sesuai rencana latihan yang telah dibuat. Kedua negara juga mendapatkan pengalaman latihan dan ilmu yang baru dari negara-negara lain yang diundang dalam latihan itu. Namun sayangnya Indonesia tidak melihat keuntungan dari latihan itu dan kurang cerdas dalam mengelola sebuah latihan karena sesungguhnya hanya satu negara saja yang diuntungkan dari latihan itu. Apa masalahnya? Sebuah perencanaan latihan harus disusun secara baik dan cermat jauh-jauh hari agar mendapatkan hasil yang baik. Rencana latihan itu memang sudah lama dijadwalkan dan kedua negara sepakat menjadi tuan rumah bersama untuk mengundang delegasi dari negara lain lengkap dengan Alutsistanya. Indonesia bersedia untuk menyiapkan daerah latihan dengan konsekwensi harus 'menggeser' sementara waktu para nelayan yang ada di perairan itu selama latihan, Singapura dengan semangatnya bersedia menyiapkan fasilitas sandar di pelabuhan, akomodasi para awak kapal perang dan beraneka ragam jadwal wisata yang dapat mendatangkan masukan bagi negaranya. Dengan mendatangkan puluhan kapal perang ke Singapura dan berlatih di perairan Indonesia tentu saja banyak menguntungkan bagi satu negara saja. Dapat dibayangkan berapa dolar yang masuk ke Singapura dari biaya sandar selama dua puluh hari dari puluhan kapal perang itu, biaya pembelian air tawar, bahan bakar dan fasilitas pelabuhan lainnya. Belum lagi pameran produk peralatan yang ditawarkan oleh agen penyedia barang yang bekerja sama dengan kementerian perdagangan dan pariwisatanya Singapura. Ada lagi satu program yang mereka kemas sebagai acara 'bersih-bersih' dasar laut dekat sebuah pulau buatan yang tujuannya adalah mendapatkan legitimasi dari penyelam dunia untuk kepentingan pariwisatanya. Semua mereka kemas dengan profesional bekerja sama dengan instansi lainnya dengan tujuan meraup dolar sebanyak-banyaknya dari 'tamu-tamu' asing yang diundang. Bagaimana dengan Indonesia? Lain kali Indonesia harus benar-benar jeli dalam menandatangani sebuah perjanjian kerja sama yang melibatkan negara lain bila itu menguntungkan ambil, namun bila merugikan sebaiknya tidak dan bila perlu batalkan. Prinsipnya lebih baik mengendalikan untuk kepentingan daripadara dikendalikan serta mengabaikan kepentingan hanya karena alasan 'shedulled' sejak jauh-jauh hari, itulah 'latihan' menurut mereka.

Kamis, 01 Maret 2012

Teori Kepemimpinan

Salam Kebangsaan...
Dalam sebuah literatur yang ditulis oleh seorang berkebangsaan Cina kurang lebih pada 500 tahun sebelum masehi dijelaskan mengenai strategi perang militer kuno dan strategi ini masih akan digunakan oleh negara-negara maju sebagai referensi ilmu. Dunia barat lebih mengenal dengan nama 'The Art of War' atau seni berperang yang berisi 13 bab dengan 328 pasal. Diantara pasal-pasal tersebut ada beberapa yang dapat dipetik dan dijadikan pedoman untuk para Komandan lapangan yang berisi tentang teori kepemimpinan. Teori yang pertama, Panglima yang kehilangan dukungan ditandai dengan seringnya anak buah berkelompok dan bergunjing. Bila hal ini terjadi maka boleh jadi bahwa ini tanda lunturnya kepercayaan bawahan kepada pimpinan. Teori yang kedua, Panglima yang kehabisan akal akan ditandai dengan seringnya memberi hadiah dan Panglima yang sedang dalam kesulitan kerap menjatuhkan hukuman. Teori yang ketiga, Panglima yang tidak bijaksana mula-mula keras lalu takut menghadapi anak buah. Teori yang keempat, Utusan yang minta maaf pertanda lawan menghendaki gencatan senjata untuk memulihkan kekuatan. Teori kelima, hati-hati terhadap musuh yang datang dengan penuh semangat, tidak mulai bertempur meskipun sudah berhadapan lama dan tidak mundur. Penjelasan dari teori ini dengan sungguh dapat dipahami sesuai dengan pengertian masing-masing dan sangat aplikatif untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari khususnya di bidang bisnis. Kelima teori dasar ini sudah diuji dan kebenarannya dan tidak perlu diragukan lagi. Bila baik menurut anda silahkan diterapkan namun bila tidak pun juga tidak masalah. Teori kepemimpinan akan terus berkembang dan akan terus disesuaikan dengan dinamika yang ada, namun bukan berarti yang lama harus ditinggalkan.

Rabu, 29 Februari 2012

Penamaan Kapal Perang

Salam Kebangsaan...
Angkatan Perang suatu negara tentunya memiliki Angkatan Laut yang merupakan alat pertahanan negara yang memiliki tugas pokok dan fungsi untuk menyelenggarakan penegakkan kedaulatan di laut. Namun demikian tidak semua negara memiliki Angkatan Laut dalam susunan Angkatan Perangnya, artinya mereka tidak memiliki kapal perang sebagai Alat Utama Sistem Senjata. Pada umumnya pemberian nama kapal perang diambil dari nama-nama pahlawan yang telah berjasa bagi negaranya sebagai bentuk penghargaan atas jasa dan pengorbanannya sehingga dapat dikenang dan dijadikan teladan bagi generasi penerusnya. Selain nama pahlawan ada juga nama kota-kota besar bersejarah, nama tempat, nama senjata tradisional dan nama benda lainnya. Jenis kapal induk pada umunya diberi nama seorang mantan presiden yang pernah menjabat di negara yang bersangkutan, walaupun bukan suatu keharusan untuk menamakan dengan nama itu. Ada beberapa negara yang tidak menggunakan nama presiden pada kapal induknya. Jepang pernah memiliki kapal induk bernama 'Akagi' yang berarti Istana merah yang tenggelam pada pertempuran Midway tahun 1942. Selain nama presiden, Amerika juga menggunakan nama kesatria laut yang pernah berjaya pada perang dunia II untuk menamai kapal induknya. Bagaimana dengan di Indoneisa? Saat ini belum ada Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang namanya diambil dari nama para mantan presiden. Apapun alasannya Indonesia tetap berbangga apabila suatu hari nanti ada KRI bernama mantan presiden Indonesia yang sedang hadir di laut untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selasa, 28 Februari 2012

Kebijakan Strategis

Salam Kebangsaan...
Kebijakan Strategis merupakan arah dan tujuan pembangunan negara yang dibuat oleh pemerintah berdasarkan analisa perkembangan lingkungan strategis. Tujuan penyelenggaraan negara pada hakekatnya adalah untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara kesatuan republik Indonesia dan segenap bangasa dari segala bentuk ancaman. Kebijakan nasional di bidang pertahanan dalam RPJMN 2010 - 2014 menyatakan bahwa sasaran pembangunan di bidang pertahanan dan keamanan diarahkan untuk terwujudnya peningkatan kemampuan negara dan kondisi keamanan dalam negeri yang kondusif sehingga aktivitas masyarakat dan dunia usaha dapat berlangsung secara aman dan nyata. Perlu dicermati bahwa disini yang menjadi penekanan adalah kondisi keamanan dalam negeri agar kegiatan pada masyarakat dapat berjalan dengan aman dengan tidak ada gangguan yang berarti. Ini merupakan kesungguhan pemerintah yang harus didukung oleh seluruh komponen bangsa untuk memberikan hak agar masyarakat dapat hidup dengan layak sesuai dengan tuntutannya masing-masing. Kondisi ini tidak akan ideal bila komponen pendukung yang ada di masyarakat tidak saling mendukung dan justru apriori dengan program yang ada. Peningkatan jumlah alutsista yang dibeli untuk mencukupi kebutuhan pertahanan bukanlah semata untuk memperkuat angkatan perang saja namun ada perbandingan linear dengan pertumbuhan ekonomi. Jadi sangatlah jelas bahwa untuk mensejahterakan masyarakat juga harus didukung oleh peningkatan kemampuan Alutsista yang mutakhir agar penyelenggaraan negara dapat berjalan dengan baik.

Senin, 27 Februari 2012

Peran Universal

Salam Kebangsaan...
Tugas pokok, peran dan fungsi Angkatan Laut di dunia pada umumnya adalah penangkalan terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa di laut demi kepentingan nasional negaranya masing-masing. Peran universal Angkatan Laut yang dikenal dengan Trinitas Angkatan Laut adalah induk dari dijabarkannya tugas pokok peran dan fungsi yang berisi Diplomatic, Constabulary dan Military. Ini menjadi tugas yang sangat berat bila tidak disadari karena kecenderungan ancaman yang semakin beragam dan tidak dapat diperkirakan. Kemampuan yang diharapkan untuk mewujudkan Kekuatan di Laut adalah kehadiran di laut, daya tangkal, pengendalian laut, proyeksi kekuatan, keamanan laut, bantuan kemanusiaan dan tanggap bencana. Bila kemampuan tersebut dapat terpenuhi dan dapat dilaksanakan dengan baik maka itu sama dengan memenagkan peperangan. Jadi kepentingan nasional merupakan tujuan tertinggi suatu bangsa dan tidak boleh ditawar-tawar lagi.

Minggu, 26 Februari 2012

Industri Pertahanan Nasional

Salam Kebangsaan...
Industri Pertahanan Nasional di Indonesia nampaknya banyak mengalami kemajuan yang cukup signifikan sejak pemerintah membentuk Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) sejak tahun 2010 yang lalu yang diketuai oleh Menteri Pertahanan dengan anggota Menteri Perindustrian, Menteri Riset dan tehnologi, Panglima TNI dan Kapolri. Keseriusan ini ditindaklanjuti dengan rencana diwujudkannya Industri Pertahanan yang maju, mandiri dan berdaya saing dengan tujuan merevitalisasi Industri Pertahanan Nasional termasuk upaya peningkatan dan pengembangkannya. Pada tahun 1998 yang lalu setelah Indonesia masuk dalam masa krisis moneter banyak Industri Nasional Indonesia yang memproduksi alat dan perlatan pertahanan mengalami kemunduran dan akhirnya tumbang. Hal ini ditandai dengan pengurangan jumlah tenaga kerja besar-besaran dan berhentinya prosuksi peralatan pertahanan. Akhirnya tidak ada kemajuan dapat dibanggakan dan tehnolgi militer Indonesia cenderung menjadi tambal sulam dengan mempertahankan Alutsista yang ada dan tentunya semakin tua dan usang. Sementara negara-negara di kawasan Asia tenggara berlomba untuk memodernisasi Alutsita mereka walaupun mereka juga terkena imbas dari masa sulit itu namun upaya itu tetap ada dan tidak sampai berhenti total. Ketika itu banyak Alutsista yang terbengkalai karena kesulitan untuk mendapatkan suku cadang karena tidak bisa diproduksi di dalam negeri dan tidak tercukupinya anggaran untuk melaksanakan progran maintenance and repair, belum lagi embargo militer terkait dengan isu klasik hak asasi manusia. Ini merupakan ancaman tersendiri bagi militer Indonesia karena bila dibiarkan dan diabaikan maka akan berpotensi untuk terjadinya disintegrasi bangsa. Sungguh sangat memprihatinkan kondisi pada waktu itu ditambah dengan meningkatnya suhu politik yang berlindung dibalik kebebasan berdemokrasi dan menjuujung tinggi hak asasi manusia. Puncaknya adalah ketika terjadi konflik di perbatasan Kalimantan dengan negara tentangga, dalam hitungan di atas kertas kita belum mampu mengungguli kekuatan tetangga dalam hal kualitas dan kuantitas Alutsista, semua terbelalak dan menarik nafas panjang. Setelah beberapa lama pemerintah cepat tanggap atas keadaan itu dengan membentuk suatu komite yang bertugas untuk merumuskan, mengkoordinasikan dan memantau kebijakan nasional strategis bidang industri pertahanan. Tujuan mulia lainnya adalah agar militer Indonesia tidak terus bergantung pada industri asing dalam rangka pemenuhan kebutuhan Alutsistanya, setidaknya bila Alutsista itu dibuat di dalam negeri dengan hasil pemikiran asli bangsa Indonesia sendiri maka akan sedikit menaikkan daya tawar Indonesia di percaturan politik dunia. Tentunya dengan sangat optimis kita berharap bahwa Industri Pertahanan Nasional dapat memberikan kontribusi yang positif bagi kemajuan tehnologi militer Indonesia dengan sasaran dalam 20 tahun mendatang semua negara-negara di kawasan sudah menggunakan sedikitnya satu jenis Alutsista asli buatan Indonesia. Dengan demikian ancaman disintegrasi bangsa dan ancaman eksternal lainnya dapat diturunkan dan dikecilkan nilai prosentasinya.