Salam Kebangsaan...
Krisis di Iran nampaknya akan membawa dampak yang kurang sehat terhadap pertumbuhan ekonomi dunia dengan rencana ditutupnya selat Hormuz oleh Angkatan Laut Iran. Tindakan ini sebagai jawaban atas embargo yang diterapkan oleh Amerika dan sekutunya atas dugaan penyimpanan senjata nuklir yang mengancam kepentingan Amerika di dunia. Krisis politik di timur tengah pasca tergulingnya pemimpin Mesir dan disusul oleh Libya juga membawa atsmosfer yang kurang sedap terhadap kepemimpinan Ahmadinejad di Iran. Muncullah ancaman untuk menutup jalur minyak dunia di selat Hormuz yang membuat Amerika bereaksi dengan mengirimkan kapal induknya ke perairan itu. Inggris juga tidak mau kalah dengan menggelar kekuatan tempur lautnya di laut Arab disusul dengan negara koalisi lainnya. sementara Rusia dan Cina memilih untuk tidak bereaksi atas kejadian itu karena mereka pun punya banyak kepentingan atas sumber energi dari center of gravitity of wolrd economy itu. Apa dampaknya bagi Indonesia bila itu terjadi? jelas tidak dapat dielakkan naiknya harga minyak dunia yang sangat mungkin sekali menembus angka diatas 130 $ US per barrel. Tentu saja hal ini juga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Asia khususnya di Indonesia karena faktor yang tidak dapat terelakkan itu. Pemerintah harus mengambil ancang-ancang sejak dini untuk menghadapi kondisi itu, keputusan untuk mengurangi beban penggunaan bahan bakar cair dalam negeri adalah satu opsi diantara seribu opsi yang paling rasional. Namun harus ada energi alternatif lain untuk mengganti dan tentunya memerlukan anggaran ekstra untuk penerapan sebuah sistem yang baru. Setidaknya Pemerintah telah memikirkan lebih awal dan telah bersiap untuk skenario kemungkinan terburuk bila itu terjadi.