Salam Kebangsaan...
Keunggulan yang diraih pada sebuah peperangan tidak hanya didapatkan dari kecanggihan dan ketangguhan sebuah sistem senjata yang telah teruji di medan tempur sesungguhnya namun kemampuan untuk memanfaatkan kondisi geografis juga mmenjadi pertimbangan dalam penentuan kemenangan. Teorinya adalah taktik perang yang paling betul adalah taktik perang yang memenangkan pertempuran, walaupun tidak dihitung kerugian personil yang dan kerugian alutsista yang digunakan untuk memenangkan pertempuran. Pada akhir perang dunia kedua Jepang kehilangan ribuan pesawat tempur dan ribuan penerbangnya hanya untuk menenggelamkan kapal-kapal induk dan kapal-kapal kombatan milik Amerika dengan taktik kamikaze yang banyak menimbulkan kerugian lebih besar di pihak Amerika. Untuk menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki yang memaksa Jepang menyerah Amerika membangun pangkalan-pangkalan aju di pulau-pulau kecil sepanjang pasifik hasil perebutan dati tentara Jepang. Ini merupakan kejelian Amerika untuk memanfaatkan keuntungan geografis yang ada di lautan pasifik dalam memenangan pertempuran. Bagaimana dengan posisi geografis Indonesia yang terletak diantara dua benua besar dan dua samudera luas yang merupakan cross point dan belasan ribu pulau serta beragam kedalaman perairannya? Ini merupakan sebuah peluang nyata apabila dapat dimanfaatkan dengan baik ketika perang tidak dapat dihindari. Penempatan kapal selam bantet di sepanjang selat malaka yang berkarakteristik tidak begitu dalam dengan memanfaatkan pulau-pulau kecil dapat menjadi sangat efektif untuk menghadapi armada lawan yang melintas dengan taktik hit and run. Penempatan titik rudal anti kapal permukaan di ujung selatan pulau sumatera dan ujung barat banten dapat menjadi pilihan untuk menghambat gugus tugas lawan yang melintas selat sunda. Penempatan kapal selam bantet di pulau-pulau sekitar natuna juga efektif untuk menutup akses komunikasi antara barat dan timur, begitu pun dengan selat makasar, laut sulawesi dan pulau-pulau sebelah utara sulawesi. Perairan timur yang berkarakteristik laut dalam dapat dimanfaatkan untuk kapal permukaan yang memiliki kemampuan anti kapal selam. Itu merupakan beberapa contoh yang dapat digunakan bila ditinjau dari segi taktis, intinya mampu memanfaatkan keuntungan geografis sehingga memberikan keunggulan bagi angkatan perang tentunya dengan pertimbangan dan kalkulasi yang akurat. Konsep archipelagic warfare dan asymmetric warfare nampaknya menjadi satu perpaduan yang ampuh apabila dapat dikembangkan dan dipadukan dengan komprehensif.