Sabtu, 24 Maret 2012

Pemeliharaan Alutsista

Salam Kebangsaan...
Pembelian alutsista untuk memperkuat dan modernisasi sebuah angkatan perang diharapkan mampu memberikan dampak psikologis positif terhadap pertahanan negara dan kedaulatan bangsa. Untuk mencapai kondisi yang ideal dalam pengoperasiannya dibutuhkan tahapan berjenjang mulai dari perencanaan, pelatihan para awak, pengorganisasian dan seterusnya sampai pemeliharaan dan perawatan alutsista itu sendiri agar berfungsi dengan baik dan usia pakai dapat bertahan lebih panjang. Kendalanya justru ada pada pemeliharaan dan perawatan yang kadang kala terbentur pada ketersedian suku cadang walaupun anggarannya sudah ada dalam perencanaan. Bila pemeliharaan dan perawatan alutsista mengikuti sistem pemeliharaan yang telah ada maka resiko kemungkinan untuk penyusutan fungsi dapat ditekan seminimal mungkin. Kelangkaan suku cadang ini sangat bergantung pada negara pembuat alutsista sebagai penyediaa tunggal yang banyak dipengaruhi oleh suhu politik. Singkatnya bila negara si pembuat karena sesuatu hal mengembargo negara pembeli dalam penyediaan suku cadang maka dapat dipastikan alutsista yang digunakan tidak akan dapat bertahan sesuai dengan usia pakai. Masalah ini menjadi sangat serius apabila terus terabaikan dan sangat berpengaruh pada kesiapsiagaan dan keberhasilan angkatan perang dalam menghadapi situasi yang membutuhkan kehadiran dan peran nyata. Metode kanibal sebuah sistem dalam alutsita tidak akan menyelesaikan masalah dan justru menambah masalah baru karena akan merubah strategi operasi bila jumlahnya berubah dan kemampuannya menurun. Yang paling mungkin untuk dilakukan bila hal itu terjadi 'lagi' adalah dengan jalan memenuhi kebutuhan suku cadang alutsista dari dalam negeri. Hendaknya hal ini masuk dalam perhitungan kemungkinan terburuk agar pemeliharaan dan perawatan alutsista dapat berjalan sesuai dengan sistem pemeliharaan yang ada tanpa mengesampingkan jaminan dan mutu. Bila hal ini dapat diterapkan dengan lebih baik setidaknya dapat mengurangi ketergantungan dari negara pembuat dengan mengoptimalkan industri pertahanan dalam negeri, bila perlu pengelompokkan industri yang khusus membuat suku cadang 'tandingan' harus benar-benar ditata dengan rapi. Sangat ironis sekali ketika sebuah angkatan perang yang pernah menjadi kiblat pertahanan di Asia tidak dapat mengoperasikan sebuah alutsista hanya karena sebuah suku cadang kecil yang tidak dapat terdukung lantaran tidak dapat dibuat di dalam negeri yang harus mendapat lisensi dari negara pembuat.