Rabu, 14 Maret 2012

Hegemoni Asia Pasifik

Salam Kebangsaan...
Panggung teater di Asia Pasifik menuntut sang Aktor sebagai pemain utama untuk dapat menguasai panggung dengan baik agar penonton takjub dan terkesima sehingga pertunjukkan dapat mengalir sesuai dengan skenario cerita latar yang bertujuan untuk memuaskan para penonton. Hanya satu cara untuk itu yaitu dengan menguasai panggung yang didominasi oleh lautan luas dan dalam agar dapat mengontrol dan mengendalikannya untuk kepentingan pertumbuhan perekonomian sang Aktor. Pertanyaannya siapa yang akan dominan di panggung tersebut? tentu jawabannya adalah seperti termaktub diatas, yang menguasai panggung. Ada beberapa negara yang memiliki kepentingan atas panggung itu, sebut saja Rusia, Cina, Amerika dan India. Menurut International Institute for Strategic Studies yang memetakan kekuatan armada tempur laut khususnya kapal - kapal combatan negara - negara tersebut, bahwa sejak tahun 1970 ada perubahan yang sangat signifikan mengenai jumlah dan kemampuannya. Rusia menunjukkan penurunan yang tajam hingga dekade ini dan mencapai puncaknya pada awal dekade delapan puluhan. Amerika juga mengalami penuruan dalam dekade ini walaupun sempat meuncak pada akhir dekade delapan puluhan. India tidak menunjukkan perubahan yang signifikan sejak tahun tujuh puluhan namun terus meningkat dan menunjukkan progresif positif dalam hal penguasaan tehnologi Angkatan Laut. Sedangkan Cina nampak terus meningkat dan memuncak di akhir tahun 2009 yang lalu, tanpa perhitungan kehadiran Kapal induk terbarunya. Kehadiran armada non Angkatan Laut Cina sampai ke perairan Natuna dan menyebar sampai ke samudera pasifik cukup menjadi indokator bahwa Cina akan bangkit dan mendominasi panggung tersebut. Dari fakta tersebut dengan sangat mudah dapat disimpulkan siapa yang akan menjadi Hegemoni di kawsan Asia Pasifik sampai tahun 2020 mendatang. Tidak mudah bagi Cina untuk dapat tampil sebagai pemain utama yang dapat membuat penonton takjub dan terkesima yang menjadikan Indonesia sebagai Holding Area dan the front seat. Lalu bagaimana selanjutnya? Kita akan terus tetap optimis tanpa dibayang-bayangi oleh stigma 'Negara lemah yang selalu memprediksikan ancaman dari negara lain'. Setidaknya sampai tahun 2020 Indonesia akan menjadi ancaman bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara.