Kejadian yang menimpa calon sistem senjata Angkatan Laut beberapa waktu yang lalu hendaknya cukup memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi kemajuan teknologi pengembangan sistem senjata di masa yang akan datang. Semua negara dengan Angkatan Laut yang maju pernah mengalami hal serupa bahkan lebih parah hingga jatuhnya korban, namun kita harus memberikan apresiasi kepada upaya untuk membuat sebuah perubahan di bidang pengembangan sebuah sistem senjata. Semasa perang dunia II negara besar Amerika pernah menguji kemampuan kendaraan tempur yang diciptakan untuk bergerak di darat namun harus mampu diluncurkan dari tengah laut oleh sebuah kapal perang untuk mendukung pendaratan di pantai Normandia. Tidak hanya sekali dua kali kegagalan yang memakan biaya riset cukup besar namun juga memakan korban yang tidak sedikit sampai akhirnya muncul pengembangan tank jenis 'double D' yang mampu menjawab kebutuhan kendaraan tempur pada saat itu. Amerika tidak sekonyong-konyong langsung sempurna dalam menciptakan sebuah rekayasa sistem senjata namun perlu uji coba dan pendalaman dengan biaya yang tidak sedikit. Untuk membuat kapal permukaan dengan spesifikasi khusus juga tidak langsung jadi, diperlukan uji fungsi material, ketahanan dan riset keadaan ekstrim lainnya dengan seabrek parameter dan puluhan tenaga ahli di bidangnya masing-masing. Pengembangan teknologi tidak semudah dengan apa yang dibayangkan oleh sebagian besar orang, perjalanan masih panjang dan dibutuhkan keterpaduan dari semua sumber sesuai dengan bidangnya masing-masing. Apa yang telah dilakukan sudah bagus dan sudah sangat tepat namun perlu kajian yang mendalam untuk menciptakan sebuah sistem senjata yang mendalam. Kejadian tersebut merupakan langkah lain yang harus dilalui untuk menuju pada kemandirian Alutsista dan pengembangan teknologi di masa yang akan datang, namun kita harus sadar bahwa penciptaan sebuah teknologi harus benar-benar memenuhi kaidah-kaidah ilmu yang telah diuji dan tidak diragukan lagi kebenaranya.