Untuk mendukung kinerja tugas bapak-bapak tentara dalam menjaga kedaulatan negara yang kita cinatai ini diperlukan ruangan kerja dan fasilitas latihan yang seharusnya memadai dan dapat diandalkan, mulai dari merencanakan sebuah program latihan, menganalisa sebuah data, memutakhirkan data, melaksanakan program tersebut sampai mengevaluasi hasil dari perencanaan tersebut. Bila kita jalan-jalan ke pelosok negeri ini masih banyak dijumpai fasilitas militer milik Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara bekas peninggalan masa penjajahan pemerintahan Potugis, Belanda dan Inggris yang masih digunakan. Bahkan masih ada sebuah kantor militer yang menggunakan mesin ketik buatan tahun 45-an dan masih dioperasikan sampai sekarang. Tentunya ini sangat memprihatinkan dan bagaimana mereka dapat menjadi prajurit yang profesional sesuai dengan tuntutan Undang-Undang yang telah ditetapkan, belum lagi ditambah dengan fasilitas teknologi informasi yang berada di pulau terluar. Untuk mengatasi persoalan ini tentunya harus ada kejujuran dari Pimpinan yang bertugas di lapangan dari unit yang paling terbawah dab berjenjang sampai keatas untuk melaporkan keadaan dan kondisi yang sebenarnya agar Pimpinan di pusat juga mengerti kondisi jajaran yang berada jauh dari pusat pemerintahan. Pemerintah juga harus memperhatikan hal ini sesuai dengan fungsinya masing-masing sehingga seluruh komponen dapat bersinergi dengan baik. Negara yang kuat harus didukung dengan Angkatan Perang yang kuat pula dengan pengawak yang profesional sesuai dengan bidangnya masing-masing. Bila tidak diawali mulai sekarang lalu kapan lagi mereka akan menjadi penjaga kedaulatan negara yang profesional sesuai dengan tuntutan Undang-Undang.