Salam Kebangsaan...
Kejadian yang menimpa calon kapal perang republik Indonesia jenis kapal cepat rudal di Banyuwangi yang menyebabkan terbakar dan tenggelam di dermaga beberapa bulan yang lalu memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi pengembangan industri militer di tanah air. Seperti yang sudah dapat ditebak bahwa kambing hitam akan selalu salah dan selalu tidak benar dalam setiap permasalahan yang timbul. Keputusan untuk memilih sebuah kapal dari bahan serat komposit yang diklaim lebih kuat dari bahan logam baja tentunya harus mendapatkan apresiasi walaupun ketika itu belum benar-benar mempertimbangkan aspek keamanan dalam situasi khusus, namun langkah militer Indonesia untuk membuat konsep kapal perang yang anti radar sudah sangat tepat. Untuk membuat sebuah alat tentunya diperlukan riset dan biaya yang tidak sedikit sampai alat itu benar-benar mendekati sempurna dan mendapat stempel combat proven. Amerika untuk mengembangkan amphibious combat vehicle menjadi kendaraan tempur amfibi yang dapat berenang cepat setidaknya memerlukan ongkos sebesar US$ 3 Milyar walaupun pada akhirnya proyek tersebut dibatalkan sementara pada akhir tahun 2011 namun upaya ini adalah langkah kemajuan untuk tetap mengefektifkan armada kendaraan amfibi yang telah dimiliki. Penelitian dan Pengembangan sangat diperlukan dalam menghasilkan sebuah alat atau produk dengan segala macam aspek perimeter sebagai bahan pertimbangan. Ada beberapa macam institusi resmi tanah air yang sangat berkompeten dalam upaya pengembangan dan penciptaan alat dengan disiplin ilmu yang mereka kuasai. Sebut saja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang sangat menguasai bidang sistem komunikasi, penginderaan jauh dan data digital, Pusat Penelitian Metalurgi milik LIPI yang menguasai bidang teknik perlogaman sebagai pertimbangan material yang cocok untuk iklim Indonesia dalam mereduksi pancaran radar bekerja sama dengan PT PAL, PT DI yang mampu di bidang sistem navigasi dan dapat diaplikasikan di kapal perang serta badan-badan ahli lainnya dalam pengembangan sistem pendorong dan instrumen lainnya. Inilah yang dilakukan oleh negara-negara maju untuk menciptakan mesin perang dengan teknologi yang mutkhir dan dapat diandalkan serta dapat dibanggakan. Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dan masih banyak tugas yang menunggu di masa yang akan datang. Semoga saja ini menjadi pelajaran yang sangat berharga dan sebagai batu loncatan ke arah yang lebih baik dengan tidak mencari kesalahan dan kecerobohan pihak lain.