Salam Kebangsaan...
Untuk menjaga sebuah fasilitas pelabuhan Angkatan Laut yang penuh dengan sistem senjata dan material pendukung lainnya dari bahaya serangan bawah air yang dilakukan oleh pasukan katak atau pasukan khusus yang disiapkan dengan baik tentunya sangat rumit dan diperlukan persiapan penangkal yang mutakhir. Seperti apa persiapan yang mutakhir itu? setidaknya harus ada patroli menggunakan perahu cepat di sekitar dermaga pelabuhan dan deteksi bawah air untuk merekam kehadiran lawan serta bahan peledak yang cukup untuk menghancurkan. Namun bila semua persiapan itu telah dilaksanakan masih mungkinkah para pasukan katak itu mampu untuk menghancurkan fasilitas pangkalan dan sistem senjatanya? Jawabannya adalah tentu saja mereka masih dapat melakukan itu. Amerika yang menjadi salah satu rujukan dalam kemajuan militer di dunia telah mengembangkan hewan mamalia lumba-lumba untuk menjaga dan memproteksi fasilitas pelabuhan milik Angkatan Laut. Seperti halnya anjing yang menjaga fasilitas Angkatan Udara para lumba-lumba ini dilatih untuk mampu mengenali sabotir bawah air yang mencoba mengganggu fasilitas pelabuhan. Dalam sebuah latihan anti sabotase malam yang digelar oleh Angkatan Laut Amerika hasilnya cukup memuaskan, sebagian besar sabotir dapat 'ditemukan dan diserang' oleh tim lumba-lumba yang telah dilatih namun ada beberapa sabotir bawah air yang berhasil lolos. Ini merupakan langkah yang sangat maju bagi mereka, selain menghemat biaya tentunya banyak keuntungan lain yang didapat dari program ini. Indonesia sendiri punya kelompok lumba-lumba yang dapat dilatih namun belum optimal dimanfaatkan oleh kepentingan militer, bila dapat diaplikasikan pasti hasilnya akan sangat memuaskan tentunya dengan program latihan dan penelitian serta pengembangan yang membutuhkan waktu tidak cepat. Suatu hari nanti akan ada penjaga fasilitas pelabuhan tak berawak yang bertugas untuk menjaga dan melindungi dari bahaya serangan bawah air pasukan katak.