Salam Kebangsaan...
Peristiwa operasi pembebasan MV Sinar Kudus berbendera Indonesia yang dibajak oleh sempalan pemberontak bersenjata Somalia di laut Arab pada bulan Maret 2011 yang lalu banyak memberikan lesson learned yang sangat berharga. Beberapa minggu setelah kejadian itu Pemerintah segera mengirim Satuan Tugas Angkatan Laut dengan kamuflase muhibah / kunjungan luar negeri yang terdiri dari unsur Kapal Perang Republik Indonesia lengkap dengan helikopter dan Pasukan Khususnya dengan tugas pokok membawa pulang 'Awak Sinar Kudus" dengan selamat apapun resikonya. Ada beberapa Course of Action atau skenario cara bertindak yang disiapkan untuk membebaskan awak Sinar kudus dengan keuntungan dan kerugian pada masing-masing cara. Dengan informasi data yang sangat sedikit sekali dan meraba-raba membuat jalannya operasi terasa sangat sulit sekali dan penuh tantangan. Jangan kan untuk menyerbu ke dalam kapal, menemukan lokasi Sinar Kudus saja ibarat mencari sebuah mobil kijang di parkiran Bandara Soekarno Hatta yang padat. Namun tidak seperti di darat, di laut tidak ada jalan aspal, lampu merah, petunjuk arah dan gedung-gedung tinggi yang bisa digunakan sebagai tanda pengenal dominan. Tidak ada koordinat yang tepat dari Global Positioning System hanya berdasarkan pada perkiraan hasil pembicaraan dengan awak Sinar Kudus melalui telephone satelit. Cara bertindak terakhir yang paling kontroversial setelah target ditemukan adalah 'menabrakkan dua kapal perang van speijk di lambung kanan dan kiri dengan serbuan puluhan Pasukan Khusus dan puluhan prajurit Kapal Perang'. Mengapa skenario ini dijadikan sebagai salah satu pilihan saat itu? yang paling utama adalah tidak ada informasi yang akurat mengenai kekuatan pembajak yang berada di atas kapal, berapa jumlahnya, apa jenis senjatanya, bagaimana morilnya, latar belakang mereka dan lain sebagainya. Hanya satu yang diketahui mengenai gambaran pembajak Somalia, mereka cukup militan seperti di film-film Hollywood yang mengandaskan Pasukan Khusus Amerika dengan cara brutal. Dapat dibayangkan bila skenario itu menjadi pilihan terbaik dan tidak ada pilihan lainnya, tentunya akan banyak jatuh korban dan kerugian lainnya. Sinar Kudus banyak memberikan pelajaran untuk kebaikan di masa yang akan datang. Sudah saatnya para stake holder di Republik ini duduk bersama dengan komponen pelaku bisnis demi kepentingan nasional.