Salah satu tugas Angkatan Laut adalah pemberdayaan wilayah pertahanan laut dengan menyiapkan kekuatan pendukung dengan segenap komponen yang berada di dalamnya dan kekuatan cadangan lainnya untuk membantu upaya pertahanan negara melalui metode pembinaan teritorial matra laut yang lebih dominan pada penggunaan kekuatan non pertahanan. Di negara-negara maju penggunaan kekuatan cadangan dalam rangka mendukung upaya pertahanan sudah berjalan dengan baik dan hasilnya sangat efektif terutama untuk deteksi dini. Negara tetangga kita sudah menerapkan hal tersebut dengan membekali para nelayan dan pengguna jalur laut dengan kemampuan dasar pelaporan dan kepedulian untuk memberikan informasi aktual seputar kemunculan kapal perang, pesawat udara dan fenomena lainnya yang berhubungan dengan pertahanan. Tidak heran bila sebuah kapal ikan dilengkapi dengan radio panggil dan informasi pengolahan data lainnya berbasis satelit yang dapat langsung berhubungan dengan Pos Angkatan Laut untuk diteruskan ke komando atas. Hal ini sangat baik sekali apalagi tidak semua wilayah negara tersebut dapat diliput oleh pancaran radar permukaan atau radar pantai yang berada di sepanjang wilayah perbatasan. Sebagian besar nelayan-nelayan negara tetangga mengerti dan memahami jenis dan tipe kapal perang yang bukan milik Angkatan Laut negaranya sehingga dengan sangat mudah mereka mengenali dan memberikan laporan berupa informasi data mengenai kejadian di sekitar perairan tersebut. Laporan akan direspon dengan mengirimkan unsur yang terdekat atau unsur udara untuk men-check kebenarannya. Metode pemberdayaan ini cukup baik dan sudah menjadi kewajiban Angkatan Laut untuk menerapkan dan mengembangkan sesuai dengan kebutuhan tentunya harus ada kerja sama dengan instansi lainnya yang ada kaitannya dengan kelautan. Fungsi pertahanan laut memang sudah menjadi daily activity-nya Angkatan Laut namun pertahanan secara menyeluruh adalah kewajiban setiap warga negara.