Rabu, 28 November 2012

Pengembangan UAV

Salam Kebangsaan...
Wahana-wahana tanpa awak seperti UAVs (Unmanned Aerial Vehicles) saat ini merupakan primadona bagi negara-negara maju untuk mendukung kebutuhan militernya. Perusahaan besar perakit pesawat terbang milik Russia Sukhoi sampai tertarik untuk mengembangkan wahana tanpa awak untuk melengkapi jajaran sistem senjata modernya. Sudah ada 3 purwarupa yang akan diproduksi secara masal yang rencananya akan dilempar ke pasar dunia. Wahana tanpa awak memang memiliki keunggulan seabrek dibandingkan dengan wahana berawak namun banyak pula kelemahannya dibandingkan dengan wahana yang diawaki oleh seorang pilot tempur yang sangat terlatih. Kemampuan terbang sebuah wahana tanpa awak yang paling canggih saat ini yang dimiliki Amerika cukup beragam, sebut saja Global Hawk dengan metode HALE (High Altitude Long Endurance) mampu terbang secara nonstop selama 18 jam dengan kecepatan diatas mach 1dan ketinggian maksimum 45000 feet. Sukhoi akan membuat wahana dengan kemampuan yang lebih unggul dan mampu terbang dengan ketinggian maksimum 53000 feet. Kelebihan lainnya adalah mampu melaksanakan fungsi kendali udara, penyerbu otomatis dan pengintaian. Dihadapkan dengan rumitnya permasalahan di Selat Malaka dan pelanggaran perbatasan sangatlah masuk akal bila Angkatan Laut memiliki Squadron UAV yang digelar di titik tengah Selat Malaka dengan kelengkapan dan spesifikasi yang dibuat khusus untuk pengamatan dan bantuan serangan terbatas, tentunya lengkap dengan fasilitas pangkalan dan sumber daya manusianya. Diantara spesifikasi khusus yang harus dimiliki adalah mampu terbang rendah dan hover menyesuaikan dengan cepat kapal-kapal yang melintas dan mampu memberikan data real time. Dengan tergelarnya wahana tanpa awak di lintasan rawan seperti sepanjang ALKI dan perbatasan lainnya diharapkan dapat memberikan perlindungan maksimal bagi pengguna dari negara lain dan menekan pelanggaran batas wilayah sehingga daya tawar Indonesia di mata internasional semakin meningkat.

Selasa, 27 November 2012

Tahapan Yang Harus Dilewati

Salam Kebangsaan...
Kejadian yang menimpa calon sistem senjata Angkatan Laut beberapa waktu yang lalu hendaknya cukup memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi kemajuan teknologi pengembangan sistem senjata di masa yang akan datang. Semua negara dengan Angkatan Laut yang maju pernah mengalami hal serupa bahkan lebih parah hingga jatuhnya korban, namun kita harus memberikan apresiasi kepada upaya untuk membuat sebuah perubahan di bidang pengembangan sebuah sistem senjata. Semasa perang dunia II negara besar Amerika pernah menguji kemampuan kendaraan tempur yang diciptakan untuk bergerak di darat namun harus mampu diluncurkan dari tengah laut oleh sebuah kapal perang untuk mendukung pendaratan di pantai Normandia. Tidak hanya sekali dua kali kegagalan yang memakan biaya riset cukup besar namun juga memakan korban yang tidak sedikit sampai akhirnya muncul pengembangan tank jenis 'double D' yang mampu menjawab kebutuhan kendaraan tempur pada saat itu. Amerika tidak sekonyong-konyong langsung sempurna dalam menciptakan sebuah rekayasa sistem senjata namun perlu uji coba dan pendalaman dengan biaya yang tidak sedikit. Untuk membuat kapal permukaan dengan spesifikasi khusus juga tidak langsung jadi, diperlukan uji fungsi material, ketahanan dan riset keadaan ekstrim lainnya dengan seabrek parameter dan puluhan tenaga ahli di bidangnya masing-masing. Pengembangan teknologi tidak semudah dengan apa yang dibayangkan oleh sebagian besar orang, perjalanan masih panjang dan dibutuhkan keterpaduan dari semua sumber sesuai dengan bidangnya masing-masing. Apa yang telah dilakukan sudah bagus dan sudah sangat tepat namun perlu kajian yang mendalam untuk menciptakan sebuah sistem senjata yang mendalam. Kejadian tersebut merupakan langkah lain yang harus dilalui untuk menuju pada kemandirian Alutsista dan pengembangan teknologi di masa yang akan datang, namun kita harus sadar bahwa penciptaan sebuah teknologi harus benar-benar memenuhi kaidah-kaidah ilmu yang telah diuji dan tidak diragukan lagi kebenaranya.