Rabu, 15 Agustus 2012

Serangan Israel

Salam Kebangsaan...
Apa yang terjadi bila Israel dan Iran saling meluncurkan peluru kendali berhulu ledak nuklir yang mereka miliki? Tentunya akan terjadi perpecahan dan bibit Perang Dunia III bila mereka saling panas kepala dan tidak mau mengalah. Usaha Israel untuk menyerang ke Iran nampaknya harus ditunda dulu sehubungan dengan maklumat yang disampaikan oleh Amerika berisi tentang sangsi yang akan diterima bila itu terjadi. Israel semakin geram dengan Iran yang tidak takut ancaman dan masih melanjutkan pengayaan uranium untuk keperluan industri dan militernya. Ancaman Israel terhadap Iran semakin jelas dan menyebutkan bahwa fasilitas nuklir Iran sangat berbahaya dan dapat mengancam kehidupan orang banyak namun ancaman itu dijawab oleh Iran dengan menyiagakan divisi strategiknya yang dilengkapi dengan rudal Sahab-3, Ghadr-110 dan rudal Fateh-110 yang dikalim dapat menghajar pemukiman Israel di jalur Gaza dari Teheran Iran. Persiapan Israel untuk menghajar Iran harus kandas setelah Amerika tidak memberikan ijin untuk belanja aerial tankers untuk kebutuhan pesawat-pesawat tempurnya dan munisi untuk pasukan daratnya. Dari situasi ini dapat dipetik pelajaran bahwa penyiapan sebuah serangan harus benar-benar dihitung dengan cermat kebutuhan, prosetasi kemenagnan dan dianalisa dampaknya bagi perkembangan kawasan tersebut dan bagaimana pengaruh sebuah negara yang memiliki teknologi nuklir dapat memberikan efek yang sangat signifikan. Nampaknya Indonesia harus belajar dari Iran bagaimana agar mampu membuat senjata nuklir untuk kepentingan pertahanan dan belajar dari Israel bagaimana agar mampu membuat negara besar menjadi wasit yang pasif.

Rabu, 01 Agustus 2012

Kehadiran Angkatan Laut Russia

Salam Kebangsaan...
Rencana Russia untuk membangun Pangkalan Angkatan Laut di luar wilayah kedaulatan Russia nampaknya semakin terwujud dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi meskipun dibantah oleh pihak pemerintah. Beberapa negara yang berpotensi menjadi Pangkalan Angkatan Laut di luar Russia adalah Vietnam yang akan menyusul Cuba dan Republik Syclles sebuah negara kepualauan di Samudera Hindia sebelah utara Madagaskar heading 090 dari Kenya. Tentunya ada berbagai macam pertimbangan mengapa dipilih Vietnam sebagai calon kuat Pangkalan Angkatan Laut-nya. Dapat dipahami bahwa Vietnam merupakan pengguna produk terbesar dan setia Russia sejak Sovyet bersatu termasuk kapal selam berpenggerak diesel elektrik kelas Kilo di kawasan Asia Tenggara. Yang paling mendasar adalah Russia ingin lebih eksis di kawasan perairan Asia khususnya Laut Cina Selatan yang mengandung potensi sumber daya alam melimpah. Ini bukan peningkatan ketegangan namun lebih kepada mempertahankan pengaruh ‘berkawan’ atas kehadiran Amerika yang agak sering disana. Indonesia harus memandang hal ini sebagai hal yang positif dan harus dapat mengambil keuntungan dari kehadiran Angkatan Laut Russia di Vietnam. Sebagai pengguna produk Russia nampaknya Vietnam tidak keberatan untuk menerima tawaran kerja sama alih teknologi di bidang militer. Tidak ada larangan bagi negara manapun di seluruh dunia untuk berkawan dengan negara lain sejauh sama-sama menguntungkan. Kehadiran negara besar di Asia bukan ancaman bila kita dapat mengubah perspektif dan cara pandang kita terhadap kawan dan lawan.